21 Des 2012
  Humas Berita,

Komisi V DPRD Provinsi Sumsel Kunker Ke DIY

YOGYAKARTA (21-12-2012) portal.jogjaprov.go.id. - Pendidikan, budaya, pariwisata menyatukan pilar pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta, sementara Kraton Yogyakarta dan Kadipaten Palualaman merupakan pusat budaya jawa, sekaligus sebagai pancer penjaga berkembangnya tradisi dan budaya bangsa.

Hal demikian dikemukakan Gubernur DIY dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Kepala BAPPEDA DIY Drs. Tavip Agus Rayanto, MSi, saat menerima kunjungan kerja Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan di Gedung Ndalem Ageng Kepatihan Yogyakarta, Jumat (21/12)

Sementara itu Drs. H. Moh. Iqbal Romzi, KETUA Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Selatan, mengatakan tujuan kunjungan kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta ini ingin belajar secara dekat tentang cara DIY menangani Bidang Kesra yang ada kaitannya dengan Anggaran, karena DIY termasuk daerah yang tidak Kaya namun harapan hidup masyarakat panjang, ini yang ingin dipelajari oleh Komisi V DPRD Provinsi Sumsel. Kata Iqbal.

Ditambahkan Gubernur, diawali dari Taman Siswa dengan Ki Hadjar Dedwantara sebagai inisiator bidang Pendidikan, dan UGM sebagai Universitas pertama di Indonesia, inilah yang menjadi cikal bakal bagi perkembangan institusi pendidikan di DIY dan menjadi tolak ukur dunia pendidikan di Indonesia, Katanya.

Pendidikan tidak hanya berhenti pada pendidikan ilmu pengetahuan saja, tetapi mencakup pendidikan budipekerti, sebagai bagian dari charakter building. Pendidikan tidak hanya proses schooling (pembelajaran), charakter juga menjadi Culturasi budaya dan juga proses peradaban pada generasi penerus.

Manusia utama yang beradap melalui pendidikan dan budaya, memang benar disana-sini terjadi perubahan namun, banyak fasilitas manusia peradaban gagal dan diselesaiakan secara lintas, bahkan justru memunculkan variasi baru yang multi dimensi. Makanya budaya local harus bisa menjadi penangkal serta penyaring budaya asing hingga budaya local bisa berkembang. Kata Gubernur

Gorong-royong di masyarakat memang sudah mulai luntur, namun kedepan budaya gotong-royong maupun budaya tradisi yang ada di masyarakat akan dihidupkan kembali, bukan mengajak masyarakat untuk kembali kebelakang namun Vulue (nilai-nilai) kebersamaan dimasyarakat akan di kembalikan seperti dulu agar masyakat bisa hidup nyaman, aman dan tentram.

Acara dilanjutkan tanya jawab dengan instansi terkait yang membidangi kesejahteraan rakyat. (skm)

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: