16 Agt 2023

Malam Tirakatan, Media Instrospeksi Makna Dan Hakekat Kemerdekaan

Yogyakarta (16/08/2023)jogjaprov.go.id. – Malam Tirakatan, bersatunya kata dan perbuatan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan, seperti halnya sebuah perenungan spiritual, dengan memusatkan kekuatan batin, agar dapat menunaikan cita-cita dan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945, berlandaskan istiqomah, konsisten, konsekuen, dan berkelanjutan dalam nilai-nilai satya wacana.
Hal demikian disampaikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika menghadiri malam tirakatan Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke 78 Republik Indonesia pada Rabu (16/08) di Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Turut hadir Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku alam X, pejabat Forkopimdan serta kepala OPD dilingkungan Pemda DIY.
Dikatakan Sri Sultan bahwa dalam budaya Jawa seperti halnya menuaikan patrap melalui adeping tekad dan cloroting batin, suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti, sebagai laku yang ditempuh menuju pangajab sih kawilujengan langgeng.
Lebih lanjut Sultan mengajak peringatan kemerdekaan ini sebaiknya diiringi dengan instrospeksi, dalam suasana kesehajaan tanpa mengurangi maknanya. Memuntum Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-78, dengan tema “ Terus Melanju untuk Indonesia Maju “ dapat dimaknai sebagai semangat untuk menempuh perubahan kearah yang lebih baik, dalam setiap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Selain untuk merefeksi, instrospeksi kejadian yang lalu, pada malam tirakatan ini Sultan meminta hendaklah kita bersyukur, karena inilah saat merefleksi keinsyafan kita, untuk kemudian berbenah diri bangkit dan berkarya.
Dengan instrospeksi, ungkap Gubernur, niscaya kita akan memetik hikmahnya. Bersyukurlah, bahwa kita masih ada kesempatan untuk menggali berbagai potensi, untuk menjawab tatantangan ke depan, selaras dengan greget: Wiyata Gati Pambukaning Budi”.
Sementara itu H.Sumadi.SH.M.Hum, selaku Ketua Panitia Penyelengara Kegiatan rangkaian Peringatan Hari UlangTahun Kemerdekaan RI Ke-78 Tingkat DIY, dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan tersebut, panitia menyelenggarakan berbagai kegiatan diantaranya Penyerahan Remisi Umum dari Presiden melalui Kementerian Hukum dan HAM RI sejumlah 1363 nara pidana yang dibarengkan dengan penyerahan Tanda Kehormatan Penghargaan Satya Lencana Karya Satya kepada ASN di Pemda DIY.
Mengikuti dan Menghadiri Rapat Paripurna DPRD DIY dalam rangka mengikuti Sidang Paripurna DPR-RI dan DPD RI, mengikuti dan mendengarkan sidang yang dislenggarakan MPR-RI pada pembukaan Sidang MPR-RI masa sidang 2023-2024 serta Pidato Pengantaran RAPBN oleh Presiden RI, Pengukuhan anggota Pasukan pengambil/pengibar/penurun /pengembalian Bendera Sang Merah putih. Pada malam tirakatan ini juga dilaksanakan penyerahan hadiah/penghargaan kejuaraan perlombaan Desa/Kalurahan, diantaranya Kaluraha Logandeng, Kapanewon Gunungkigul, juara Lomba Desa Tingkat DIY Tahun 2023 dengan inovasi Bidang Ketahanan Ekonomi dan Ketahan Sosial, Juara 2 Kalurahan Girikerto Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman inovasi dibidang Pemberdayaan Ekonomi masayarakat , serta Juara 3 Desa Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo inovasi bidang Pelestarian Lingkungan, Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan Juara 4 adalah Kalurahan Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul. Berikutnya untuk perlombaan tingkat Kelurahan se DIY Juara Juara 1 Katagori Kelurahan adalah Kelurahan Gunungketur, Kemantren Pakuaalaman, Kota Yogyakarta dengan inovasi Wisata Edukasi, Juara 2 Kelurahan Bausasran, Kemantren Danurejan dengan inovasi Urban Farming, Kota Yogyakarta. Juara 3 Kelurahan Wates, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulonprogo. Masing-masing juara I, II dan tiga menerima Penghargaan dan hadiah uang Pembinaan dari Gubernur DIY masing-masing sebesar Rp.35 juta, Rp.25 juta dan Rp.20 juta. Sedangkan untuk Pemenang lomba Desa/Kalurahan masing-masing Juara I, II, III dan IV, masing-masing Rp.45 Juta, Rp.35 juta, Rp.30 Juta serta Rp.25 juta.
Dibagian lain dalam kesempatan itu Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengingatkan sekaligus menganjurkan bahwa malam tirakatan ini untuk menjadi media instrospeksi- mengenang jasa para pahlawan dan napak tilas jejak sejarah yang ditinggalkannya, seraya mendoakan, agar arwah syuhada bangsa itu memperoleh paha sesuai amal bhaktinya, serta diterima di sisi-Nya dan diampuni dosa-dosanya.
"Dengan menelusuri sejarah, kita dapat mengetahui bahwasannya debat tentang sejarah kemerdekaan sudah terjadi, ketika para pendiri Republik ini bersidang membentuk Negara Indonesia. Bung Karno menyatakan , bahwa di zaman kerajaan-kerajaan Nusantara memang kita sudah merdeka, tetapi kemerdekaan ketika itu, bukanlah merdeka sebagai sebuah Negara-bangsa atau nation state" ungkapnya
Menurut Sri Sultan, setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang direngkuh dengan perjuangan bersenjata dan diplomasi digelorakan, maka berdirilah Republik Indonesia sebagai suatu Negara yang berdaulat. Tetapi setelah 78 tahun merdeka, kita berhak bertanya : Buat apa kemerdekaan itu jika sekarang bangsa ini masih saja terancam perseteruan dan kegaduhan di masyarakatnya, Apalagi menjelang tahun politik 2024 kelak?
Padahal untuk merdeka, berapa banyak yang telah menjadi korban, dan berapa banyak prajurit yang telah gugur ? Yang belum sepenuhnya kita serahkan sekarang ini, adalah bagaimana menghormati dan menghargai hakekat kemerdekaan itu sendiri, menuju Indonesia yang mandiri dan berdikari. Jelas semua harus menengakan peran dalam membangun bangsa Indonesia, dilingkupi guyub-rukun dan gotongroyong yang berkeadaban. Malam Tirakatan Peringatan Hari UlangTahun Kemerdekaan RI Ke-78 ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Gubernur DIY yang selanjutnya diserahkan kepada Ketua Panita rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke 48 RI Pemda DIY dan dimeriahkan dengan persembahan Tari Puji Astuti dari ISI Yogyakarta (krn/indr/rud)


Humas Pemda DIY.

Bagaimana kualitas berita ini: