20 Jul 2024
  Humas DIY Berita,

Masuk 50 Besar ADWI 2024, Menparekraf Apresiasi Desa Wisata Jatimulyo

Kulon Progo (20/07/2024) jogjaprov.go.id – Desa Wisata Jatimulyo yang terletak di Kapanewon Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo berhasil masuk 50 besar desa wisata Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Untuk memasuki babak akhir kurasi ajang ADWI 2024 ini, Desa Wisata Jatimulyo harus bersaing dengan 6.016 desa wisata dari seluruh provinsi di Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) RI, Sandiaga Salahuddin Uno pun secara langsung bertandang ke Desa Wisata Jatimulyo untuk menyampaikan apresiasinya pada Jumat (19/07) sore. Dalam kunjungan kali ini, didampingi Pj. Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, dan GKR Bendara, Menteri Sandiaga Uno sekaligus meninjau berbagai potensi wisata alam dan budaya yang ada di Desa Wisata Jatimulyo.

“Saya sangat terkesan karena Kabupaten Kulon Progo ini 4 tahun berturut-turut masuk lima puluh besar ADWI. Di sini (Desa Wisata Jatimulyo) ada goa tertinggi, ada juga air yang dipakai untuk penyucian Hari Waisak, kemudian ada juga 3 atau 4 desa wisata di sekeliling Desa Wisata Jatimulyo ini. Mudah-mudahan kita bisa rajut menjadi sebuah kawasan yang menjadi kawasan Community Based Tourism karena 10% dari masyarakat di sini bersinggungan dengan kegiatan pariwisata,” tutur Menteri Sandiaga Uno usai kunjungan.

Menteri Sandiaga Uno menyebut, kepariwisataan Kulon Progo memang paling cocok dikembangkan ke arah ekowisata dan pariwisata berbasis budaya. Seperti wisata alam Ekowisata Taman Sungai Mudal dan wisata budaya pertunjukan sendratari Sugriwa Subali dari Desa Wisata Jatimulyo yang dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai daya tarik wisata unggulan Kulon Progo.

“Ternyata di Kulon Progo ini para penarinya asli sini dan memiliki potensi yang sangat luar biasa. Di 4 desa wisata yang saya kunjungi ini semuanya disambut dengan tari-tarian yang sangat kolosal. Ini bisa menjadi daya tarik. Kemarin saya ke desa wisata di Swiss dan di Prancis tidak dapat vibes budaya seperti yang ada di Kulon Progo ini. Jadi ini monggo dikembangkan dan dijadikan sebagai daya tarik wisata unggulan. Taman Sungai Mudal ini kaya ecotourism dan sendratari Sugriwa Subali ini kaya budaya, ini yang paling cocok,” kata Menteri Sandiaga Uno.

Guna mendukung perkembangan pariwisata Desa Wisata Jatimulyo dan Kabupaten Kulon Progo, Menteri Sandiaga Uno pun akan mendorong terbukanya pasar wisatawan mancanegara. Hal ini mengingat Kulon Progo merupakan lokasi strategis yang tak jauh dari Bandara YIA.

“Saya ingin mendorong juga karena YIA hanya 45 menit dari sini (Desa Wisata Jatimulyo), mudah-mudahan nanti akan ada penerbangan langsung dari Doha atau dari Dubai, termasuk juga dari Tokyo untuk pasar Asia Utara untuk mendukung. Karena kalau dilihat, Timur Tengah pasti suka, India juga pasti suka, dan juga dari wisatawan mancanegara lainnya juga akan sangat suka dengan Desa Wisata Jatimulyo ini,” terang Menteri Sandiaga Uno.

Pada kesempatan yang sama, penjabat Bupati Kulon Progo mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan afirmasi Menparekraf di bidang pariwisata untuk Kabupaten Kulon Progo. Berkat dukungan dan bimbingan Kemenparekraf, selama 4 tahun berturut-turut Kabupaten Kulon Progo dapat masuk 50 besar ADWI. “Kami sangat terima kasih kepada teman-teman semua dan tentunya tanpa kolaborasi dari semua elemen ini tidak akan terwujud,” ucap Siwi.

Siwi mengungkapkan, selain mendapatkan kejuaraan, prestasi di bidang pariwisata ini juga diharapkan dapat berdampak positif terutama bagi kesejahteraan masyarakat. Termasuk terus mengupayakan berjalannya ekonomi berkelanjutan.

Saat bertandang ke Desa Wisata Jatimulyo, Menteri Sandiaga Uno mengunjungi Rest Area Kembang Tebu untuk mendengarkan pemaparan Ketua Desa Wisata Jatimulyo Suhandri yang disambut dengan permainan musik kosidrat. Kunjungan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menggunakan jeep wisata menuju Ekowisata Taman Sungai Mudal.

Menparekraf juga turut meninjau pameran UMKM, souvenir dan paket wisata, melakukan penanaman pohon aren, dan menyaksikan pertunjukan sendratari Sugriwa Subali. Selain itu, Menteri Sandiaga Uno juga menandatangani prasasti Desa Wisata Jatimulyo dan menyerahkan piagam penghargaan Desa Wisata Jatimulyo sebagai 50 besar desa wisata ADWI 2024 kepada Ketua Desa Wisata Jatimulyo Andri Suhandri.

Adapun Desa Wisata Jatimulyo menjadi tujuan wisata yang ideal bagi para pelancong yang ingin mencari ketenangan dan kedekatan dengan alam, serta ingin merasakan budaya pedesaan Jawa yang autentik. Ketua Desa Wisata Jatimulyo Andri Suhandri memaparkan, selain Ekowisata Taman Sungai Mudal, Desa Wisata Jatimulyo memiliki berbagai wisata alam menarik lainnya diantaranya yaitu Goa Kiskendo, Air Terjun Kembangsoka, Air Terjun Kedungpedut, dan konservasi burung.

Goa Kiskendo merupakan goa tertinggi di pulai Jawa, dengan fenomena karst yang terbentuk dari letusan gunung api purba. Sementara konservasi burung menjadi atraksi wisata alam yang berkaitan langsung dengan biodiversity Jatimulyo, dimana pengunjung dapat mengamati burung, berfoto, dan mengadopsi sarang burung. Program adopsi tersebut pertama kali diinisiasi oleh warga Jatimulyo yang kini menjadi pionir program adopsi sarang di Indonesia.

Suhandri mengutarakan, Desa Wisata Jatimulyo juga mengusung beberapa wisata budaya seperti sendratari Sugriwa Subali, Incling, Merti Desa, Tribuana Manggala Bakti. “Sendratari Sugriwa Subali merupakan pertunjukan tari kolosal yang digelar di objek wisata Goa Kiskendo. Kesenian ini menceritakan bagian dari epos ramayana, kisah Dewi Tara yang di culik oleh Lembu Sura dan Mahesa Sura sang penunggu Goa Kiskendo, yang kemudian diselamatkan oleh dua tokoh wanara yaitu Sugriwa dan Subali atas utusan para dewa namun berujung pada perselisihan kedua bersaudara,” jelas Suhandri.

Dari segi ekraf, Desa Wisata Jatimulyo terkenal dengan kerajinan anyaman bambu yang dijual dalam skala nasional maupun internasional. Bambu diubah menjadi beragam produk meliputi home decor, tampah, aneka wadah dari bambu, dan topi bambu. Kuliner khas yang diunggulkan yakni Dawet Sambel, Whella, Gula Semut, aneka keripik, Nasi Dekon, Ari Salak, Kopi Menoreh, Madu Klanceng dan Hutan, VCO.

Paket-paket wisata Desa Wisata Jatimulyo pun dapat dipesan untuk wisatawan rombongan, maupun wisatawan tunggal. Wisatawan juga dapat bermalam sembari menikmati nuansa alam Desa Jatimulyo di Pondok Wisata Rest Area Kembagtebu, Omah Watu Blencong, dan homestay-homestay milik warga. (Han/Sd/Cbs/Fn/Jon/Ip/Mra/Yci/Ef/Wa)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: