30 Apr 2012
  Humas Berita,

Menkes: 9 Provinsi Penyumbang Kematian Ibu Terbesar

Menkes: 9 Provinsi Penyumbang Kematian Ibu Terbesar

YOGYAKARTA (30/04/2012) pemda-diy.go.id Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti atasnama Menteri Kesehatan RI Endang Rahayu Sedyaningsih, membuka Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-5 Himpunan Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia (HOGSI), di Royal Ambarukmo Hotel, Senin (30/04).

PIT ke-5 HOGSI yang mengusung tema Percepatan Pencapaian MDG Melalui Kerjasama Lintas Sektoral dan Peningkatan Kualitas SDM, diikuti sekitar 200 peserta serta telah berlangsung sejak 22 April dan akan berakhir 2 Mei mendatang.Kegiatan yang dilaksanakan meliputi, workshop, seminar, dan symposium.

Menkes RI dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, dalam sambutan tertulisnya mengemukakan, akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu cenderung semakin meningkat dan membaik. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Namun demikian masih diperlukan distaritas derajat kesehatan antar wilayah, antar kelompok masyarakat dan antar sosial ekonomi.

Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Kesehatan melakukan terobosan dalam bentuk reformasi pembangunan kesehatan tahun 2010 2014, yang mencakup kepada 7 upaya, yaitu pelayanan kesehatan dasar, penyediaan distribusi frekwensi SDM kesehatan, penyediaan distribusi mutu obat, vaksin dan alat kesehatan, pengembangan jaminan kesehatan, penanganan daerah bermasalah kesehatan, dan pelaksanaan reformasi birokrasi, katanya.

Ditambahkan Menkes, kesehatan ibu dan anak terkait dengan status gizi, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan akses terhadap air bersih. Dan ternyata dari hasil riset menunjukkan ada 109 kabupaten dan 21 kota di 10 provinsi di Indonesia yang termasuk dalam kategori daerah bermasalah kesehatan.

Saya harap DIY tidak ada satupun kabupaten kota yang masuk, meskipun angka kematian ibu bertambah. Tapi saya kira tambahan itu tidak siginifikan, ujar Menkes.

Selain mengidentifikasi daerah bermasalah kesehatan, Kemenkes lanjut Menkes, juga melakukan simulasi penyusunan jumlah kematian ibu di seluruh provinsi maupun kabupaten kota. Dari hasil simulasi tersebut tercatat 9 provinsi penyumbang kematian ibu terbesar, dengan kisaran jumlah 309 1.661 kematian ibu per tahun.

Ini permasalahan yang sangat serius dan frekwensi tersebut adalah yang frekwensi yang terbanyak angka absolute kematian ibunya, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Banten, Sulawesi Selatan termasuk DKI Jakarta, Sumatera Selatan dan Lampung, tandasnya.

Untuk percepatan penurunan kematian ibu, menurut Menkes, selain perlu pendampingan terhadap kabupaten kota bermasalah kesehatan, provinsi juga perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari pemerintah, seluruh sector termasuk organisasi profesi HOGSI.

Sementara Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X melalui Wagub Paku Alam IX mengemukakan, dalam upaya meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarga, pendekatan siklus hidup menjadi penting. Hal ini merupakan bagian dari peranan kesehatan reproduksi yang mencakup program kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak, program KB, program pencegahan dan penanganan penyakit menular seksual termasuk HIV AIDS, serta program kesehatan reproduksi pada usia lanjut.

Untuk mewujudkan semua itu, seluruh pemangku kepentingan dalam program kesehatan reproduksi di Indonesia, termasuk didalamnya organisasi profesi HOGSI, katanya.

Sultan berharap, HOGSI hendaknya meningkatkan aktifitasnya dalam mendukung pencapaian kualitas hidup ibu, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan kualitas hidup keluarga. (rsd)

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: