18 Mei 2013
  Humas Berita,

MoU Antara Kemenpora, PMI,BNPB Dengan Relawan Tanggap Bencana Hari Ini Di Tandatangani

 

Sleman (18/05/2013) portal.jogjaprov.go.id. - Masyarakatlah yang harus menjadi factor utama pengurangan risiko bencana. Karena living harmony with disaster hanya bisa terwujud jika masyarakat sudah memiliki seperangkat pengetahuan mengenai bagaimana mengenali dan memahami bencana, bagaimana cara meminimalisir risiko bencana pada saat sebelum terjadi, maupun pada saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana. Oleh karena itu menurut Gubernur DIY penguatan kapasitas lokal menjadi factor penting

Penegasan demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan HB X melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX pada penandatangan MoU Pemuda Relawan Tanggap Darurat antara Kementerian Pemuda dan Olahraga, BNPBdan PMI tadi pagi (Sabtu,18/05) di Aula Balai Desa Umbulharjo, Cangkringan,Kabupaten Sleman,Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih lanjut Gubernur DIY menyatakan bahwa penguatan kapasitas lokal menjadi factor penting dalam pengurangan risiko bencana. Sebab, yang terkena dampat dan menjadi korban bencana adalah masyarakat lokal itu sendiri.

Ketua PMI Yusuf Kala terkait terjadinya bencana menyatakan bahwa bencana ada 3 macam jenisnya yaitu yang pertama bencana alam kita tahu semua itu apa bencana alam seperti Gempa Bumi, Tsunami, Tanah longsor, Gunung Merapi yang disebabkan oleh sifat-sifat alam. Yang kedua yaitu bencana karena ulah manusia seperti konflik misalnya, dimana-mana terjadi konflik antar kelompok bukan saja di Indonesia, tetapi berbagai belahan dunia terjadi dan sebenanrnya harus kita hindari. Dan yang ketiga adalah bencana alam karena banjir misalnya. Itu terjadi karena keserakahan manusia tebang hutan semaunya. Sebenarnya kalau hutan kita itu tidak rusak belum terntu terjadi banjir. Karena ulah manusialah dengan penebangan pohon semena-mena sehingga terjadi banjir. Dan tiga jenis bencana inilah yang ada disekitar kita yang mengancam manusia serta bencana itu bisa diperkirakan tetapi tidak bisa dipastikan.

Artinya terhadap bencana itu kita semua selalu harus siap siaga untuk menghadapinya,karena kita tidak tau itu kita harus siap dan yang tahu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam masa itulah dibutuhkan kesiap-siagaan sebagaimana disampaikan Gubernur DIY tersebut, sehingga untuk menghadapi itu diperlukan latihan-latihan dan dalam masa itu diperlukan penyadaran masyarakat termasuk generasi muda yang rela dalam menghadapi tanggap darurat tersebut.

Oleh karenanya dalam menghadapi kondisi yang tidak pasti tersebut diperlukan kesiapsiagaan BPBD, para relawan, PMI dan lain-lain agar selalu mempersiapkan diri dan disinilah diperlukan latihan-latihan.

Dengan ditandatanganinya MoU antara Kementerian Pemuda dan Olah Raga, BNPB dan PMI ini Yusuf Kala memberikan apresiasi dan menyambut gembira semoga dalam menghadapi bencana sewaktu-waktu kita semua siap.

Sementara itu Menteri Pemuda dan Olahraga Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo (Roy Suryo) dalam sambutannya mengatakan bahwa para relawan harus mengutamakan masyarakat dalam setiap menghadapi bencana. Karena relawan dengan seragam kaos berwarna jingga ini disiapkan menjadi orang-orang terlatih. "Anda sudah mendapatkan tanggung jawab yang sangat besar, sangat berat," ujar Menpora yang juga pernah bergabung menjadi relawan bagi korban bencana alam Gunung Merapi tahun Oktober 2010 tersebut.

Dibagian lain Wakil Presiden periode 2004-2009 yang juga Ketua PMI Jusuf Kalla mengatakan bahwa pada dasarnya manusia berdoa tidak ingin ada bencana. Selalu diharapkan itu tidak terjadi. "Tetapi berdoa saja tidak cukup dalam menghadapi bencana. Bencana dikategorikan tiga hal yakni bencana alam, konflik dan penyebab karena manusia. Ada empat langkah menyikapi bencana yakni mencegah bencana. Kita dilatih untuk mengurangi efek bencana itu," Tahap kedua adalah tanggap/menghadapi bencana, ketiga merehabilitasi dan keempat adalah rekonstruksi.

Karena itulah bagi relawan dibutuhkan para pemberani dan memiliki fisik terlatih. "Setiap bencana dibutuhkan pemberani-pemberani yang siap menghadapi masalah, bukan lari dari masalah, tetapi juga jangan asal berani,tandas mantan Wakil Presiden Yusuf Kala.

Pada acara tersebut juga dilakukakun Deklarasi Pemuda Relawan Tanggap Bencana di depan hadirin serta pemberian Piagam Penghargaan kepada Almarhum Mbah Maridjan yang diserahkan Menteri Pemuda dan Olah Raga Ro Suryo diterima putranya Ki Lurah Surakso Sihono dan kemudian diloanjutkan penanaman pohon penghijauan oleh Menpora di bekas halaman rumahnya Almarhum mbah Maridjan sekaligus diteruskan dengan Nyekar ke makam Mbah Maridjan di makam Srunen. (kar)

 

HUMAS DIY..

Bagaimana kualitas berita ini: