11 Apr 2013
  Humas Berita,

Paku Alam IX Resmikan Gerai Informasi Pangan Nusantara ,Pangan Lokal BKPP DIY

Paku Alam IX Resmikan Gerai Informasi Pangan Nusantara ,Pangan Lokal BKPP DIY

YOGYAKARTA (11/04/2013) Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX mengemukakan bahwa konsumsi pangan beragam dan berimbang dengan memenuhi komposisi gizi yang cukup dapat mendukung hidup sehat, bugar aktif dan produktif.

Paku Alam IX menyampaikan hal itu ketika meresmikan Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara, Pangan Lokal tadi pagi (Kamis,11/04) di Halaman Kantor Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Jln.Gondosuli, Yogyakarta yang juga dihadiri Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan,Kementerian Pertanian RI Sri Sulianti serta Kepala-kepala Badan Ketahanan Pangan se Pulau Jawa, serta Sulawesi Tengah.

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Ir.Asikin Chalifah dalam laporannya menjelaskan bahwa terbentuknya Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara, Pangan Lokal berawal dari berbagai masukan baik dari kalangan masyarakat maupun dari UGM untuk membuka Gerai ini agar kita tidak ketergantuan pada salah bahan pangan yang berasal dari padi-padian terutama beras dan terigu.

Maksud dan tujuan didirikannya Gerai ini adalah sebagai pusat informasi promosi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang pangan yang berbasis sumberdaya lokal dengan mengenalkan aneka ragam pangan lokal dan manfaatnya serta hasil tekhnologi pengolahan mulai dari produk antara sampai pada makanan yang siap saji dalam rangka memenuhi kaidah konsumsi pangan yang beragam.bergizi dan berimbang serta aman.

Selian itu, juga sebagai tempat untuk promosi aneka produk pangan nusantara/lokal dari hasil kerja para pelaku usaha (UMKM ) di DIY serta untuk mendorong peranserta mayarakat terutama pelaku usaha UMKM bidang pangan dalam penciptaan resep olahan pangan, menu dan bisnis makanan yang beragam,berimbang dan bergizi serta aman melalui pengembangan tekhnologi, kuliner berbahan dasar lokal.

Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara, Pangan Lokal ini dibangun secara bertahap sejak tahun 2010 yang berasal Baik dari Dana APBN maupun APBD DIY dan bantuan dari Bank Indonesia Cabang Yogyakarta berisi 70 jenis produk pangan lokal diantaranya tepung kasava, tepung umbi-umbian dan lain-lain.

Sementara itu Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan,Kementerian Pertanian RI Sri Sulianti. Dalam sambutannya selain mengapresiasi dibukanya Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara, Pangan Lokal juga menyatakan bahwa sumber karbohidrat yang dikonsumsi masyarakat hendaknya tidak harus bersumber dari beras dan terigu saja, tetapi harus dikembangkan sumber-sumber bahan yang lain non beras seperti bahan dari umbi-umbian, Sagu, jagung dan lain-lain. Untuk mewujudkan hal itu yang pertama-tama harus merubah mindset masyarakat pengkonsumsi beras kepada umbi-umbian dan pangan lokal lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut lanjut Sri Sulianti Undang-undang pangan mengamanatkan bahwa penganekaragaman pangan merupakan berbagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan yang beragam yang berbasis sumberdaya lokal. Hal ini ditujukan pertama adalah untuk memenuhi konsumsi nasional beragam bergizi, berimbang dan aman. Yang kedua mengembangkan usaha pangan dan yang ketiga adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu tandas Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Kementerian Pertanian undang-undang ini juga mengamanatkan pentingnya dibentuk Lembaga Pemerintah menangani bidang pangan yang bertanggungjawab pada Presiden.

Menyinggung rekomendasi hasil Widya Karya beberapa waktu lalu lebih lanjut Sri Sulianti menambahkan bahwa terkait dengan ketahanan pangan antara lain angka kecukupan energy adalah tingkat konsusmsi sebesar 2150 kg perkapita perhari, angka kecukupan protein sebesar 57 gram perkapita perhari. Sedangkan angka ketersediaan energy saat ini sebesar 2400 kg/kapita/hari dan ketersediaan kecukupan protein sebesar 63 gram/kapita/hari., serta Skor PPH 95 ditargetkan dapat dicapai tahun 2025.

Lebih lanjut Paku Alam IX menyatakan bahwa Indikator yang mengukur tingkat keberagaman dan keseimbangan pangan masyarakat adalah skor Pola Pangan Harapan (PHH) yang ditunjukkan dengan nilai 100 sebagai kondisi yang ideal. Dan pencapaian Pola Pangan Harapan (PHH) di DIY baru mencapai 78,7, yang berarti implementasi pengembangan pangan masih perlu ditingkatkan. Oleh karena dalam rangka mendorong terwujudnya kemandirian pangan nasional tandas Paku Alam IX penganekaragaman konsumsi pangan secara langsaung akan mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan tertentu.

Dalam kesempatan Peresmian Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara, Pangan Lokal Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pemda DIY juga diserahkan berbagai Penghargaan dan Bantuan Sosial kepada kelompok-kelompok masyarakat yang berprestasi serta untuk pengembangan Usaha oleh Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX dan kemudian dilanjutkan dengan peninjuan keliling Gerai Pusat Informasi Pangan Nusantara Pangan Lokal didampingi Kepala BKPP DIY juga Kepala Pusat Kajian Penganekaragaman Pangan Fakultas Pertanian UGM serta Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian RI Sri Sulianti.(kar)

 

HUMAS DIY.

 

Bagaimana kualitas berita ini: