06 Mar 2023
  Humas DIY Berita,

Pawiyatan Jawa Warnai Rangkaian Hari Kartini 2023 Tingkat DIY

YOGYAKARTA( 06/03/2023)jogjaprov.go.id. – Perempuan Berdaya, Cerdas Berpolitik untuk mewujudkan Jogja Istimewa Berbudaya merupakan tema Peringatatan Hari Kartini Tingkat Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta yang rangkaian kegiatannya diisi dengan berbagai kegiatan. Panitia Hari kartini Tahun 2023 terdiri dari 5 komponen Organisasi Wanita di DIY (PKK,BKOW, Dharma Wanita, Bhayangkari dan Dharma Pertiwi). Dengan leading sector Tim Penggerak PKK DIY, rangkaian kegiatan diawali dengan Pawiyatan Jawa, pada Senin (06/03), berlangsaung dilantai II Museum Sono Budoyo, Yogyakarta.

Dalam sambutannya, Ketua Umum Tim PKK DIY, GKR Hemas mengapreasiasi kinerja 5 organisasi Wanita di Daerah Istimewa Yogyakarta yang ingin tahu, ingin mendengar terkait dengan Pawiyatan Jawa yang mengajarkan unggah-ungguh, karena orang Jawa  yang ada di Yogyakarta belum semua memahami budaya Yogyakarta.

GKR Hemas merasa bersyukur karena para peserta mempunyai keingintahuan terhadap  budaya yang ada di Yogyakarta, untuk memberikan makna  dari pada Keistimewaan Jogja, salah satu diantaranya adalah masalah kebudayaan.

Permaiasuri Raja Yogyakarta ini meminta, karena Yogyakarta memang kota  pluralisme, kota yang didatangi oleh masyarakat dari seluruh wilayah Indonesia yang memiliki berbagai budaya dan bahasa, dimana dari berbagai daerah khususnya yang berasal dari luar Jawa belum paham bahasa Jawanya. “Tulung penyampaiannya ditranskrip  bahasane ojo boso Jowo kabeh ” tandasnya.

GKR Hemas  mengakui dirinya dalam komunikasi dalam menggunakan bahasa Jawa masih belum sepenuhnya.  “Kulo ke mawon  menawi boso Jowo taksih setengah setengah “. Oleh karena itu harapan GKR Hemas dengan adanya Pawiyatan Jawa bagi anggota PKK yang notabene tinggal di Yogyakarta  mempunyai semangat, kemauan dalam ikut nguri-uri budaya Yogyakarta dan kita harus memahami bahwa Yogyakarta merupakan Daerah Istimewa juga harus mampu dan bisa memaknai kehidupan di Yogyakarta.

Pawiyatan Jawa yang diselenggarakan Panitia Hari Kartini Daerah Istimewa Yogyakarta yang bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan DIY menghadirkan narasumber  Joko Elysanto yang  memberikan materi Aksara Jawa, Faisal Noor Singgih dengan materi Sesorah dan Rr. Noor Dwi Aryandari memberikan materi tentang Busana Jawa dan Keris.

Sementara itu Joko Elysanto seusai memberikan materinya ketika dikonfirmasi terkait dengan penyampaian materinya kepada Humas DIY menyampaikan bahwa  sampai saat ini masih terjadi pengertian salah kaprah terhadap aksara dan bahasa Jawa. Dalam penulisannya, aksara Jawa itu bersambung tidak ada spasinya. Artinya kita diajarkan untuk melihat semua itu dalam konteks yang utuh/satu rangkaian. Tidak boleh mengambil enaknya hanya dibuat sepotong-sepotong saja. Dalam tulisan latin kita bisa secara instan dengan potong memotong kalimat. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa dengan tulisan Jawa ini mengajarkan kita untuk berperilaku yang halus sebagaimana kita ketika menulis huruf Jawa.

Menyangkut dengan membudayakan huruf Jawa dikalangan generasi muda, Joko Elysanto menekankan bahwa kita mengajarkan menulis huruf Jawa tidak hanya bisa menulis huruf Jawa dengan huruf ha,na, ca, ra, ka dan itu dihafalkan karena sekarang orang bisa belajar dimana dan kapanpun diera digital ini bisa browsing. Tetapi yang jauh lebih penting adalah orang harus paham karakternya yang harus benar-benar kita pahami sejarahnya, karakter unggah ungguhnya, sopan santun.Yang sangat penting adalah implementasi dari makna filosofi aksara Jawa tersebut, bukan sekedar tulisan aksara Jawa dipandang sebagai alat literasi itu tidak penting" jelasnya.

Sedangkan Allis Puji Cahyono istri DanRem 072 Pamungkas yang juga mejadi peserta Pawiyatan Jawa disela-sela praktek mewiru kain kepada repoter Humas DIY menyatakan bahwa  meskipun beliau orang Jawa, baru tahu budaya Jawa yang sesungguhnya seperi cara berpakaian Jawa, cara menulis aksara jawa ternyata ada filosofinya. Jadi dengan adanya pawiyatan ini, kita jadi lebih menegerti bahwa budaya Jawa itu luar biasa. Sehubungan dengan hal tersebut Allis Puji Cahyono mengharapkan anak-anak muda, anak-anak kita untuk dapat mengerti dan bisa menulis dan mengerti aksara Jawa, bisa baca dan memahami budaya Jawa, karena menurutnya bahwa Negara yang besar adalah masyarakatnya bisa menghargai budayanya.

Pada penghujung acara Pawiyatan Jawa ini, diisis dengan tanya jawab oleh peserta sebanyak 50 orang. (kr,jon,im,tpk)

 

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: