05 Sep 2021
  Humas Berita,

Peletakan Batu Pertama Gedung Baru Kampus Berbasis Budaya

Yogyakarta (05/09/2021) jogjaprov.go.id – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Prof. Dr. Moh. Mahfud MD, SH., SU mengawali peletakan batu pertama pembangunan kampus baru Universitas Widya Mataram di Jalan Tata Bumi Selatan, Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Minggu (05/09).

Prosesi pembangunan kampus baru Universitas Widya Mataram (UWM) secara simbolis diawali dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, diikuti oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Prof. Mahfud MD, selaku Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta.

Kemudian dilanjutkan oleh GKR Mangkubumi selaku perwakilan dari Kraton Ngayogyakarta, dan Kepala LLDIKTI Wilayah V Yogyakarta Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Ak., CA., serta Rektor UWM Prof. Edy Suandi Hamid, M.Ec.

Gubernur DIY dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas pembangunan kampus baru Universitas Widya Mataram. Sri Sultan selaku pendiri dan sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Mataram Yogyakarta juga mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh civitas akademika Widya Mataram atas usaha kerja kerasnya selama ini.

“Terima kasih atas semua upaya, semua bantuan, kerja keras semua civitas Akademik Widya Mataram sehingga kita bisa hadir dan menyaksikan untuk peletakan batu pertama pembangunan kampus secara bertahap. Harapan saya, ini salah satu aktivitas yang punya korelasi untuk meningkatkan kualitas produk mahasiswa, tapi juga membangun akuntabilitas pada publik,” terang Sri Sultan.

Pada 7 Oktober 1982 yang lalu, saat Universitas Widya Mataram didirikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Sultan Hamengku Buwono X (saat itu pangeran Mangkubumi), UWM diharapkan mampu hadir sebagai perguruan tinggi berbasis budaya, yang bermutu dan kontributif bagi pembangunan bangsa.

“Saya berharap, dengan aktivitas budaya nanti yang ada di Widya Mataram ini bisa memberikan sumbangsih, tidak hanya pemikiran tetapi juga tenaga, yang memungkinkan untuk kita bangun dalam kebersamaan dengan  mungkin akademisi dari kampus-kampus yang lain,” tutur Sri Sultan.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Mahfud MD memberikan sambutannya selaku Ketua Yayasan Mataram Yogyakarta mengatakan, jauh hari sebelum dirinya menjabat sebagai Menko Polhukam, diskusi tentang pembangunan kampus selalu dilakukan.

“Bagaimana kita mempunyai sebuah kampus, yang representatif dan mengembangkan Universitas Widya Mataram ini seperti kampus yang berbasis budaya. Fisik harus punya dan menggambarkan budaya kita, budaya Jawa,” ucapnya.

Prof. Mahfud MD menjelaskan, setelah adanya pandemi, kita akan memasuki peradaban budaya baru. Secara fisik dan gerakan, serta produk-produk, barang, semua itu kedepannya akan berubah, tapi kampus berbasis budaya tidak boleh kehilangan ruhnya. “Ruhnya itu, bahwa kalau di Indonesia itu hidup penuh dengan kesantunan, penuh persaudaraan, tepo seliro, dan sebagainya,” ucapnya lagi.

“Kita punya kampus berbasis budaya. Perlintasan nilai-nilai budaya melalui digital tidak akan bisa dihindarkan. Nah, itulah pentingnya kampus ini berbasis budaya. Tidak hanya menambah deretan perguruan tinggi yang sudah ada, tetapi juga menampilkan sebagai kampus yang mempunyai jati diri, budaya Adiluhung supaya dikembangkan disini. Kampus berbasis budaya,” jelasnya.

“Mudah-mudahan, dalam rangka peletakan batu pertama ini, kita menanamkan tekad juga bahwa budaya Adiluhung akan kita kembangkan dari kampus ini, tanpa meninggalkan kaidah-kaidah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang biasanya mengandalkan kecerdasan dan keterampilan. Tapi, kampus ini di samping kecerdasan dan keterampilan, juga membangun keluhuran budi, keluhuran watak, dengan budaya yang sudah kita miliki,” tegas Prof. Mahfud MD dalam pidatonya.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Widya Mataram Edy Suandi Hamid mengungkapkan bahwa pembangunan kampus baru UWM ini merupakan cita-cita dan penantian panjang bagi civitas akademika UWM, menjelang ulang tahun ke-39 UWM (07/10) barulah sekarang peletakan batu pertama pembangunan kampus baru UWM dapat dilakukan.

Ia menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Prof. Mahmud MD., dan segenap pengurus Yayasan yang mendukung penuh pembangunan kampus tahap pertama ini.

Dijelaskan olehnya, bahwa gedung-gedung yang akan dibangun di area ini total berada di luas lahan 26.209m persegi. Pada tahap pertama, akan dimanfaatkan diatas lahan 15ribu meter persegi, yaitu akan dibangun Gedung Rektorat yang sementara peruntukannya akan digunakan sebagai ruang kuliah, tiga lantai, seluas 2.520m persegi dengan 28 ruang. Akan dibangun juga Pendopo dengan luas 32x33m (1.056m persegi), gerbang kampus, area parkir, dan taman seluas 5ribu meter.

Adapun pembangunan tahap II direncanakan akan dibangun 4 unit gedung perkuliahan, sport hall dan amphitheater, serta gedung religious center.

Sebagai kampus yang bernaung di bawah Kraton Ngayogyakarta, maka keberadaan Pendopo –yang merupakan replikasi Pendopo Agung yang ada di kampus Mangkubumen- adalah suatu keniscayaan, yang menjadi penciri kampus UWM, yang berbeda dengan kampus lain di negeri ini atau bahkan di seluruh dunia.

Juga ada Gedung Religious Center, yang akan digunakan sebagai tempat diskusi dan pengkajian lintas agama, serta tempat ibadah bagi para mahasiswa dari berbagai agama resmi yang ada. Hal ini, sejalan dengan kedudukan UWM sebagai kampus inklusif, terbuka, dan memberikan serta memfasilitasi semua umat beragama untuk menjalankan ibadahnya dengan baik.

Rektor Universitas Widya Mataram , Edi Suandi Hamid berharap, “Semoga pada dies natalis ke-40 tahun depan,  semua mahasiswa UWM sudah dapat menikmati kampus ini.”

Turut hadir dalam acara ini Bupati Sleman beserta jajarannya, anggota Forkopimda DIY dan pejabat terkait lainnya. (fk)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: