28 Mei 2012
  Humas Berita,

Penanganan Kemiskinan Di DIY Tidak Bisa Disamakan Dengan Daerah Lain

Penanganan Kemiskinan Di DIY Tidak Bisa Disamakan Dengan Daerah Lain

Yogyakarta(25/5/2012) pemda-diy.go.id, -Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meskipun wilayahnya relatif sempit namun dari segipenyediaan bahan pangan mampu mensuplai daerah lain di Luar Daerah Istimewa Yogyakartamengingat produksi padi DIY Tahun 2011 saja mampu menghasilkan produksi padi di atas 800 ribu ton. Sementara untuk konsumsi sendiriDIY hanya berkisaran 590 ribu ton,sehingga yang lalin bisa untuk daerah lain.

Demikian disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono Xkepada wartawan yang mencegatnya seusai memaparkan kondisi DIY yang salah satu point penting yang disampaikan beliau pada paparannya dihadapan Presiden RI Dr.H.Susilo Bambang Yudoyono dan sejumlahMenteri Kabinet Indonesia Bersatu pada Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan dan Penanganan Kemiskinan di DIY siang tadi (Jumat,25/5) di Gedung Agung Yogyakarta.

Lebih lanjut Gubernur DIY HB X di gedung Agung menambahkan bahwa dengan adanya Perdamengenai Ketahanan pangan yang berkelanjutan ada 3500hekar yang harus ditanami padi.

Sementara itu terkait dengan pemaparan penanganankemiskinan di DIY, Sultan menjelaskan kepada wartawan bahwa menyangkut penanganan kemsikinan DIY dari Rapat Koordinasi ini akan ada tindak lanjut denganKementerian terkait bagaimana desain yang sudah dilakukan DIY dan di back up.

Disinggung sebenarnya seberapa besar kemiskinan di DIY saat ini ? Sultan mengatakan bahwa kemiskinan di DIY masih 15, 6 % dan Provinsi Jawa Tengah 16, sekian persen/ Dengan demikian dalam rakor tersebut dibahas bagaimana setiap tahunnya secara pereodik angka kemiskinan tersebut bisa diturunkan.

Sehubungan dengan hal tersebut Sultan juga menjelaskan kepada Presidden SBY dan para Menteri bahwasalah satu program untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut yaitu dengan program asuransi, karena yang dikatakan Sultan yang abu-abu ini2 hari di Rumah Sakitakan menjadi miskin lagi. Inilah salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan tandas Sultan.

Dikejar pertanyaan wartawan apa saran Presidenterhadap konsisi tersebut ? Sultan dengan cepat membuka kepekannya di Buku yitu salah satunya adalah Jogja itu mempunyai karakteristikkemiskinan tersendiri, banyak orang miskin merasa sejahtera, dan ini nomor 2 setelah DKI Jakartra.

Dengan demkian Jogja mempunyai karakteristik tersendiri. Jadi misalnya kata Sultan Rp.1.000 itutidak bisa untuk makan ditempat lain di luar Jogja, tetapi di Jogja masih bisa untuk makan. Hal-hal seperti karena tidak ditemukan di daerah luar Jogja , ini dianggap unik. Sehingga bagaimana kultur seperti itu cara penanganan kemiskinan di Jogja terus disamakan dengan daerah lain atau nedak daerah lain kan tidak bisa ,

Ditanya apakah ada pembicaraan khusus denganPresiden Sultan mengenai RUUK ? Dengan diplomasi dan kelakar Sultan mengatakan tidak adanggak materinya Cuma iki kok, ora nono catetane galo... disambut gellak tawawartawan (Kar/Rsd)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: