23 Apr 2018
  Humas Berita,

Pendidikan Jadi Unsur Penting Kota Berkelanjutan

Yogyakarta (23/04/2018) - Dalam upaya membangun kota yang berkelanjutan, salah satu pilar penopangnya ialah pendidikan yang tinggi. Untuk itu, dengan diadakannya Programme NordicWay Roadshow ke Yogyakarta, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap dapat menjadi pendorong bagi Indonesia membangun lebih baik lagi.

Hal ini disampaikan Sri Sultan dalam Pembukaan Programme NordicWay Roadshow di Grha Sabha Pramana UGM pada Senin (23/04). Dikatakan Sri Sultan, sebuah kota yang berkelanjutan dapat berkembang sendiri dengan mengandalkan minimal pada daerah sekitar, serta bertumpu pada kekuatan energi terbarukan.

“Intinya, menciptakan limbah terkecil dengan volume terendah untuk mengefisienkan penggunaan input sumber daya. Dengan begitu, kontribusi keseluruhan kota untuk perubahan iklim akan menjadi maksimal jika praktik-praktik kota berkelanjutan dipatuhi,” imbuhnya.

Sri Sultan pun menuturkan, untuk dapat menciptakan kota berkelanjutan, diperlukan lima prinsip dasar, yalitu ekologi, ekonomi, pemerataan, peran serta, dan energi. Dalam mengukur keberlanjutan sebuah kota juga harus ditopang keseimbangan tiga sektor, yakni ekologi, ekonomi, dan sosial.

“Faktanya, antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan terkesan kontradiksi. Hal tersebut karena masyarakat meletakkan kepentingan individu berjangka pendek di atas kepentingan kolektif berjangka panjang. Bagaimana mengatur keseimbangan itu di negara-negara Skandinavia, tentu akan menjadi topik bahasan yang menarik,” ungkapnya.

Gubernur DIY menambahkan, salah satu bahasan yang cukup menarik ialah pendidikan. Pendidikan adalah kunci menuju sukses. Sebagai pusat pendidikan, Yogyakarta bisa mengambil manfaat lebih dari Finlandia karena Finlandia bergantian dengan Korea Selatan dikenal sebagai negara yang dinilai terbaik pendidikannya di dunia.

“Sistem pendidikan di Finlandia tergolong unik. Kegiatan sekolah hanya 30 jam perminggu. Guru-gurunya dengan kualifikasi dan kompetensi terbaik, diberi kebebasan mengembangkan kurikulum dari teori, metode pengajaran hingga evaluasinya. Bahkan ada guru Finlandia yang mengatakan kalau ia gagal dalam mengajar artinya ada yang tidak beres dengan pengajarannya. Proses inilah yang seharusnya dicontoh oleh para pendidik di Indonesia,” papar Sri Sultan.

Sementara itu, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia H.E. Paivi Hiltunen-Toivio mengatakan, kedatangan perwakilan para negara-negara Nordik ke Yogyakarta ialah untuk mempromosikan nilai-nilai dan solusi persoalan terkait energi, tata kota, transportasi dan pendidikan yang telah dilakukan. Ibukota negara-negara Nordik yang merupakan kota besar telah berhasil mewujudkan kehidupan berkesinambungan.

“Kami memang sangat memperhatikan kesehatan dan pendidikan. Hubungan antara negara-negara Nordik juga cukup unik karena dari sisi ekonomi kami juga solid. Sementara Indonesia sendiri termasuk negara dengan perkembangan ekonomi terbesar di dunia. Kami juga ingin melihat kesempatan kerja sama dengan Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya,” paparnya.

Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D.Eng., mengatakan, pihaknya sangat memahami bagaimana konsistennya negara-negara Nordik dalam banyak hal termasuk penerapan pendidikan dan energi. Dengan adanya NordicWay kali ini, menjadi kesempatan bagi para akademisi UGM dan para stakeholder untuk belajar lebih banyak lagi tentang perencanaan kota, perencanaan energi, dan pendidikan.

“Dari akademisi, kami juga sekaligus ingin mendiskusikan kesempatan untuk melakukan penelitian terkait bidang-bidang tersebut bersama para ahli dari negara-negara Nordik,” imbuhnya.

Selain Duta Besar Finlandia, acara Nordic Way ini dihadiri langsung oleh tiga Duta Besar negara-negara Nordik untuk Indonesia lainnya. Mereka adalah Duta Besar Denmark H.E. Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Norwegia H.E. Vegard Kaale, dan Duta Besar Swedia H.E. Johanna Brismar-Skoog.

Nordic Way adalah acara yang diadakan negara-negara Nordik yakni Denmark, Finlandia, Norwegia dan Swedia. Kegiatan di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta ini diadakan untuk berbagi ilmu dan pengetahuan negara-negara Nordik tentang pembangunan kota yang berkesinambungan, ramah lingkungan dan nyaman untuk dihuni. Tak hanya soal perencanaan tata kota, pengetahuan tentang transportasi, energi terbarukan, hingga pendidikan berkualitas juga menjadi topik yang dibagikan. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: