26 Sep 2012
  Humas Berita,

Perencanaan Tenaga Karja DIY 2016 Lulusan SMA Masih Dominasi Penganggur Terbuka

Perencanaan Tenaga Karja DIY 2016 Lulusan SMA Masih Dominasi Penganggur Terbuka

KEPATIHAN YOGYAKARTA (25/09/2012) pemda-diy.go.id Daerah Istimewa Yogyakarta kekurangan pengawas tenaga kerja, karena dari 30.000 perusahaan yang ada di DIY hanya ada 21 pengawas tenaga kerja yang harus mengawasi hingga Kabupaten Kota se DIY. Idealnya 1 orang pengawas, mengawasi tenaga kerja 5 sampai dengan 7 perusahaan saja.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjen) Tenaga Kerja dan Transmigrasi, kementerian Nakertrans Dr.Ir. Muctar Lutfi siang tadi( Selasa,25/09) pada Rapat Koordinasi Perencanaan Tenaga Kerja 2012 2016 di Daerah Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY yang juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Lebih lanjut Sekjen Nakertrans mengakui bahwa di Tingkat Pusat saja petugas Pengawas tenaga Kerja di Perusahaan yang dilakukan Komite Pengawas Tenaga Kerja juga sangat minim, karena untuk pengadaan tenaga Pengawas tenaga kerja ini harus melalui pendidikan Pelatihan selama 4 bulan dan memakan biaya yang sangat tinggi sebab untuk mengikut sertakan 1 orang dalam pelatihan selama 4 bulan tersebut biayanya menghabiskan Rp.75 juta. Namun demikian Sekretaris Jendral (Sekjen) Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Nakertrans Dr.Ir. Muctar Lutfi akan berusaha terus untuk tenaga pengawas yang selama ini berada hanya di tingkat Pusat akan diusahakan di Tingkat daerah juga bisa kiranya ditambah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY Drs. Untung Sukaryadi.MM dalam paparannya antara lain menjelaskan bahwa hingga saat ini permasalahan pokok Tenaga Kerja yang dihadapi adalah rendahnya pendayagunaan angkatan kerja yang tersedia yang yang mengakibatkan banyaknya pengangguran terbuka, masih rendahnya kualitas angkatan kerja yang ditandai okleh tingkat pendidikan formal di DIY didominasi oleh tamatan sekolah dasar, termasuk didalamnya mereka yang belum tamat dan yang tidak pernah sekolah, serta rendahnya produktivitas, perlindungan dan kesejahteraan pekerja.

Adapun kondisi ketenagakerjaan di DIY berdasarkan data Sakernas hingga Agustus 2012 adalah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tahun 2008 penduduk usia Kerja (PUK) tercatat 2.836.178 orang, naik menjadi 2.871.719 ditahun 2009. namun di tahun 2010 mengalmi penurunan signifikan menjadi 2.698.134 orang, tetapi kembali mengalami kenaikan di tahun 2011 menjadi 2.723.629 orang.

Sementara itu untuk perkembangan angkatan kerja dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 perkembangannya tidak jauh berbeda dengan perkembangan penduduk usia kerja. Bila di tahun 2008 angkatan kerja berjumlah 1.999.734 orang, tahun 2009 naik menjadi 2.016.694 orang, ditahun 2010 terjadi penurunan menjadi 1.882.296 orang dan di tahun 2011 terjadi penurunan lagi hingga menjadi 1.872.912 orang.

Menurut Kepala Disnakertrans DIY apabila dilihat menurut tingkat pendidikannya angkatan kerja di DIY dari tahun 2008 maksimum berpendidikan sekolah dasar mencapai 39,26 % meskipun hingga tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 33,75 %. Tenaga kerja berpendidikan SMTP hingga tahun 2011 juga mengalami penurunan namun angkatan kerja perpendidikan/lulusan perguruan tuinggi justru terjadi kenaikan apabila di tahun 2008 hanya 6,57 % namun ditahun 2011 naik menjadi 9,36 %. Dari jumlah tersebut angkatan kerja laki-laki jauh lebih banyak dari angkatan kerja perempuan dan persentasinyapun mengalami peningkatan yang cukup signifikan, jika tahun 2008 hanya berjumlah 56,22 % ditahun 2011 menjadi 66,35 %.

Dibagian lain Untung Sukaryadi juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil perkiraan perencanaan Tenaga Kerja DIY Tahun 2012-2016 penduduk usia kerja di DIY diperkirakan akan bertambah sebanyak 140.284 orang hingga mencapai 2.863.913 orang pada tahun 2016. Sedangkan angkatan kerjanya akan bertambah menjadi 108.401 orang menjadi 1.981.313 orang pada 2016. Dari bertambahnya penduduk Usia Kerja perekonomian DIY pada tahun 2012 ini tumbuh 5,30 % dan tahun 2016 akan meningkat lagi menjadi 5,90 %. Dengan tumbuhnya perekonomian tersebut juga akan mendorong terjadinya penciptaan kesempatan kerja dan diperkirakan tahun 2012-2016 ini akan bertambah sebanyak 119.282 orang menjadi 1.917.677 orang. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap penurunan tingkat dan jumlah pengangguran terbuka (TPT) dan diperkirakan menurun menjadi 3,83 % atau sebanyak 72 orang. Sedangkan tahun 2016 TPT diperkirakan menurun hingga menjadi 3,20 % atau sebanyak 63.436 orang. Berdasarkan perkiraan jumlah penganggur terbuka tahun 2016 sebanyak itu kalau dilihat dari golongan umur didominasi dari kelompok umur usia produkti yaitu usia 20- 29 tahun sebanyak 15.561 orang, usia 15-19 tahun sebanyak 14.483 dan usia 30 34 tahun sebanyak 13.353 orang, dan kalau dilihat dari tingkat pendidikannya lulusan SMTA kejuruan sebanyak 19.126 orang, SMTA Umum sebanyak 15.827 orang dan lulusan dari universitas sebanyak 11.278 orang.

Melihat kenyataan tersebut dalam kesempatan itu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pada Disnakertrans DIY untuk lebih intens mengamati dan meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak baik masyarakat, para pengusaha, institusi pendidikan baik swasta maupun pendidikan negeri untuk mencermati penyebab terjadinya pengangguran terbuka khususnya bagi lulusan universitas begitu besar. Diakui Gubernur DIY bahwa mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi khususnya UGM memang sudah ada kontrak kerjasama denganm pihak perusahaan yang khusus jurusan Tekhnik, belum lulus saja sudah dikontrak, namun bagi lulusan atau jurusan yang ini ini yang harus perlu dicermati lagi. Untuk itu Gubernur DIY wanti-wanti sama Kepala Disanakertrans DIY untuk mendata kembali dan berpeluang dapat menciiptakan lapangan kerja baru bagi para penganggur khususnya dipedesaan.

Dalam kesempatan itu juga Gubernur DIY berharap kepada BPS untuk merumuskan kembali criteria orang nganggur dan orang miskin tersebut sebab selama ini Pemerintah selalu mengunakan data BPS sementara kriteria dan kedua permasalahan tersebut kurang jelas/tegas batasan-batasannya. (Kar)

HUMAS

 

Bagaimana kualitas berita ini: