30 Apr 2018
  Humas Berita,

PERFITRI Perlu Sosialisasi Layanan Fertilitas

Yogyakarta (30/04/2018) jogjaprov.go.id - Pertemuan ilmiah berkala PERFITRI (Perkumpulan Fertilisasi In Vitro Indonesia) ke-3 perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif tentang fertilitas dan bayi tabung kepada masyarakat Indonesia. Hal tersebut dikarenakan, masih banyaknya masyarakat yang memilih negara Singapura dan Malaysia untuk melakukan program bayi tabung.

Hal itu diungkapkan Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang didampingi GKR Hemas saat hadir sekaligus memberikan sambutan dalam acara Malam Keakraban Pertemuan Ilmiah Berkala PERFITRI ke-3 di Pagelaran Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta, Senin (30/04) malam. Dengan tema ‘Meningkatkan Akses dan Seni Layanan Fertilitas di Indonesia’, Sri Sultan HB X berharap, pertemuan ilmiah ini dapat menjadi bahan untuk media sosialisasi ke masyarakat.

Di Yogyakarta, Klinik Permata Hati Rumah Sakit Dr. Sardjito menjadi satu-satunya dari 32 klinik fertilitas dan bayi tabung di Indonesia. “Klinik tersebut memiliki kualitas prima. Dokter-dokternya pun juga memiliki kualifikasi yang tidak diragukan dengan fasilitas peralatan terdepan,” tutur Gubernur DIY.

Untuk itu, Sri Sultan HB X menyampaikan, hendaknya terus melakukan upaya pembenahan kerja tim dan menjaga komunikasi antar dokter, paramedis, serta penunjang medis. Dengan itu, maka akan terbentuk persepsi masyarakat terhadap success rate rumah sakit Indonesia yang tidak kalah dengan pengobatan di luar negeri.  

“Dalam pertemuan ilmiah ini, saya menyarakan untuk membahas dua materi strategis. Pertama, meningkatkan kerja tim yang menjadi bagian dari good hospital governance guna meningkatkan akses pelayanan BPJS. Kedua, meningkatkan mutu pelayanan dan keahlian spesialis dengan mengedepankan kesehatan pasien. Kini, ilmu kedokteran telah maju pesat, konsekuensinya dokter harus terus meng-update ilmu dengan rajin mempelajari teori dan praktek kedokteran mutakhir, agar success rate image rumahsakit domestik kian terangkat,” ucapnya.

Sementara itu, Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K). MPH selaku Ketua Perfitri mengatakan, pertemuan ilmiah ini merupakan ajang workshop dan melakukan diskusi tentang ilmu pengetahuan bayi tabung. “Pertemuan ini juga didukung dengan adanya 32 klinik bayi tabung yang tersebar di 10 provinsi Indonesia. Dan untuk tahun 2017 sendiri, sudah ada 9000 pasien. Ini merupakan salah satu potensi medical tourism,” ujarnya.

Ketua Perfitri berharap, dengan adanya pertemuan ilmiah di Jogja sebagai barometer untuk meningkatkan pelayanan bayi tabung sehingga tidak kalah dengan pengobatan di luar negeri. “Karena sekitar 4% dari masyarakat Indonesia berkunjung ke luar negeri untuk melakukan program bayi tabung. Angka itu menurut saya cukup banyak,” katanya.

Di akhir sambutan Ketua Perfitri, Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K). MPH turut memberikan rasa terima kasih atas dukungan Kementerian Kesehatan RI dan Pemerintah Daerah DIY dalam mendukung jalannya Pertemuan Ilmiah Berkala PERFITRI ke-3 Tahun 2018. (Rk)

HUMAS DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: