01 Apr 2012
  Humas Berita,

Peringati ‘Earth Hour’, Pagelaran Keraton Gelap Selama Satu Jam

 

Peringati Earth Hour, Pagelaran Keraton Gelap Selama Satu Jam

YOGYAKARTA (01/04/2012) pemda-diy.go.id - Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang semula terang berubah gelap selama satu jam. Pemadaman itu bertepatan dengan peringatan Earth Hour yang diikuti sejumlah komunitas, Sabtu (31/03) malam.

Di dekat gerbang masuk Pagelaran Keraton Ngayogyakarta, juga telah dinyalakan lilin yang disusun membentuk angka 60+ sebagai logo resmi Earth Hour. Selain di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, kompleks Kadipaten Pura Pakualaman juga gelap gulita selama satu jam, sebagai wujud keikutsertaan dalam perayaan tersebut. Peringatan Earth Hour 2012 ditandai dengan pemukulan bende dan pemencetan tombol dilanjutkan penyalaan lilin oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diikuti seluruh komunitas dan masyarakat yang hadir. Sebelumnya Ketua Panitia menyematkan Pin kepada Sultan sebagai bentuk dukungan hari hemat energi.

Dalam sambutannya Sultan menyampaikan apresiasi yang kepada anak-anak muda Yogyakarta yang telah mengambil inisiatif dan ikut berperan aktif di dalam mencoba untuk memberikan kesadaran dan mengubah gaya hidup di dalam upaya untuk mensukseskan Earth Hour 2012 ini.

Peristiwa malam hari ini bagi saya sangat penting. Harapan saya peristiwa malam ini harus ada tindak lanjut yang lebih signifikan untuk mengubah gaya hidup warga masyarakat di Yogya, artinya kalau tidak ditindak lanjuti hanya simbolik saja yang terjadi. Kita harus bisa memberikan kesadaran dan gaya hidup baru bagi warga masyarakat di Yogyakarta bahwa hemat energi menjadi sesuatu yang sangat penting di dalam upaya memberikan kesadaran warga masyarakat baik dirumah, dikantor, maupun ditempat-tempat lain, katanya.

Ditambahkan Sultan, tidak hanya sekedar hemat energi yang mengubah gaya hidup, sebab energi yang dipakai sampai saat ini adalah energi dari bahan fosil yang akhirnya menimbulkan panas bumi. Sehingga mungkin hutan mudah terbakar, permukaan air laut juga makin tinggi kenaikannya sekitar 0,03 cm setiap tahun.

Apa jadinya tahun 2050 nanti, mungkin sebagian pulau Jawa ini akan tenggelam, karena semua akibat dari perubahan iklim (global warming), rumah kaca yang dilakukan oleh manusia-manusia yang kurang mempunyai kesadaran bagaimana menjaga bumi, imbuhnya.

Sultan berharap, para generasi muda hendaknya bisa membangun kerjasama dengan instansi terkait (Badan Lingkungan Hidup) ikut berperan serta bisa berbuat sekecil apapun, biarpun sekedar mensosialisasikan bagaimana arti gaya hidup mempertahankan lingkungan. Sebab secara tradisi dan secara budaya dalam peradaban memang kehidupan bangsa Indonesia berbeda dengan barat.

Earth Hour adalah kampanye Perubahan Iklim Global. Perayaan Earth Hour dilaksanakan dalam rangka mengajak individu, pelaku bisnis dan pemerintah menunjukkan dan membuktikan kepedulian terhadap upaya penanggulangan perubahan iklim dengan aksi langsung, yaitu mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak sedang dipergunakan selama 1 jam.

Earth Hour itu sendiri hadir dengan konsep 60+, harapannya tidak hanya berhenti di 60 menit namun terus dilanjutkan menjadi gaya hidup sehari-hari, termasuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan lainnya.

Untuk diketahui peringatan Earth Hour selama 1 jam tanpa listrik ini diperkirakan mampu menghemat energi pemakaian listrik sebesar 2 Mega Volt Ampere (MVA) di Yogyakarta. (rsd/bd)

HUMAS

 

Bagaimana kualitas berita ini: