04 Mar 2013
  Humas Berita,

Pinjam Pakai Gedung Museum Sandi Negara

 

Yogyakarta. (04/03/2013) portal.jogjaprov.go.id - Persandian mencakup baik sebagai ilmu yang mempelajari semua aspek dalam tulisan rahasia maupun kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan intelijen maka tidak salah jika image persandian adalah dunia intelijen, karena persandian merupakan pengamanan komunikasi rahasia yang dikerjakan dibelakang layar berbeda dengan intel aktif yang melakukan penyadapan dan pengamanan secara fisik.

 

Demikian dikatakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam acara Penyerahan Surat Keputusan Gubernur tentang Pinjam Pakai Gedung Museum Sandi Negara di Gedung Pracimasono, Kepatihan Yogyakarta, hari ini Senin (04/03).

 

Gubernur menjelaskan, pengaman sandi lebih pada pengamanan logika, berbasis pada IT, karena lebih banyak berhubungan dengan multi media. Terkait dengan persandian yang merupakan suatu trans disiplin keilmuan, hal disebabkan banyaknya ilmu-ilmu lain yang digunakan sebagai pendukung dalam pengembangan sistem sandi.

 

Saat ini dengan maraknya indikasi penyadapan informasi rahasia Negara hendaknya persandian Negara dimasa depan bisa menjadi persandian yang antisipatif terhadap tantangan dan ancaman, flesibilitas terhadap dinamika perubahan, responsif terhadap tuntutan pelayanan persandian dan pelayanan informasi. Jelasnya

 

Gubernur mengingatkan, dalam kancah perjuangan kemerdekaan bahwa bukan perlatan modern saja yang menentukan kemenangan dalam perang informasi akan tetapi juga adanya dukungan SDM yang profesional yaitu tekun, fokus dan penuh dedikasi juga loyalitas yang memiliki security warles yang tinggi. Bisa menjaga rahasia dan tidak mencari pujian dan popularitas.

 

Selanjutnya Gubernur berharap peran Lembaga Sandi Negara saat ini hendaknya bisa terus berkembang dan mampu menjawab tantangan kemajuan teknologi informasi dan ancaman terhadap kedaulatan Negara melalui perang informasi.

 

Sementara Kepala Lembaga Sandi Negara, Mayjen DR. Djoko Setiadi. Msi mengatakan, dengan diterimanya Surat Keputusan Gubernur ini dalam waktu tidak lama Lembaga Sandi Negara akan melakukan penataan terhadap gedung cagar budaya dengan tidak mengubah struktur bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai Gedung Perpustakaan Anak Jogja. Selain itu Museum sandi akan menambah koleksi yang menarik dan memiliki nilai sejarah tinggi sebagai prioritas utama dalam melayani pengunjung yang ingin mengetahui persandian.

 

Masih menurut Djoko Setiadi, alasan dipilihnya Yogyakarta karena merupakan kota dimana gerakan pertama perjuangan dilakukan. Ketika perjuangan melawan Belanda, dan gerakan perjuangan dilakukan, dari situlah sandi sudah mulai digunakan untuk mengamankan Negara. Semua pesan yang disampaikan saat itu ditutup dengan kode, menggunakan sistem terkuat yang mampu mengamankan semua informasi rahasia, artinya mencegah informasi agar tidak bocor.

 

Ditambahkan, museum sandi sejauh ini telah banyak menarik minat masyarakat baik dalam maupun luar negeri, untuk melihat langsung berbagai teknologi persandian yang telah digunakan dan proses pengamanan informasi rahasia. Museum sandi memiliki fasilitas media aplikasi digital yang interaktif dan informatif untuk menampilkan berbagai koleksi museum sampai dengan games bagi pengunjung. Dari data statistik pengunjung setiap bulannya, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Mencermati hal tersebut, museum sandi selalu berupaya untuk meningkatkan pelayanan dengan menambah koleksi baik dari sumber dalam maupun luar negeri.

 

Untuk itu, Djoko Setiadi berpesan, bahwa Pengelolaan dan pelayanan museum sandi harus senantiasa ditingkatkan dan didukung oleh para tenaga profesional dengan kemampuan menyusun program dan layanan museum modern.

 

Saat ini koleksi museum sandi telah disusun sedemikian sistematik serta disajikan berdasarkan urutan waktu dan pentahapan yang unik, menarik, menyenangkan, serta mendidik sehingga sangat layak untuk dikunjungi oleh masyarakat Indonesia terutama generasi muda sebagai pewaris kemerdekaan Indonesia, tutupnya. (dyk)

 

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: