14 Okt 2011
  Humas Berita,

PT Pusri Selenggarakan Sosialisasi Perubahan Warna Pupuk Urea Bersubsidi

PT Pusri Selenggarakan Sosialisasi Perubahan Warna Pupuk Urea Bersubsidi

 

Andung Prihadi S: DIY Provinsi Yang Pertama Selesaikan Perda Tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan

Manajer Pemasaran Wilayah II PT Pusri Zulvagani menyerahkan sampel urea berwarna pink kepada Asekdan Perekonomian Andung PrihadiKEPATIHAN YOGYAKARTA (13/10/2012) pemda-diy.go.id
PT. Pupuk Sriwidjaya Palembang Persero bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi DIY, menyelenggarakan Sosialisasi Perubahan Warna Pupuk Urea Bersubsidi dari putih menjadi pink (merah muda), di Gedung Unit VIII Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (13/10).

Hadir Kepala Dinas Pertanian Provinsi DIY Ir. Nanang Suwandi, MMA dan sejumlah pejabat terkait kabupaten kota. Sosialisasi diikuti sekitar 100 orang terdiri dari unsur UKM, distributor, agen, kelompok tani, dan instansi terkait lainnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov DIY dr. Andung Prihadi Santoso, MKes mengemukakan, jika melihat kondisi lahan pertanian saat ini, sosialisasi yang diselenggarakan sangat tepat karena menjelang musim tanam dan merupakan subtansi yang sangat penting karena ada perubahan sangat signifikan tentang distribusi pupuk urea bersubsidi melalui perubahan warnanya.

Jadi semakin sampai ke masyarakat dengan sejelas-jelasnya sosialisasi ini, kebingungan atau ketidaktahuan di tingkat petani menjadi tereliminir, tandasnya.

Ia memaparkan, sesuai data BPS tahun 2007 2009 angka pengurangan atau konversi lahan pangan produktif menjadi lahan semen di Provinsi DIY khususnya di Kabupaten Sleman dan Bantul cukup tinggi, yaitu antara 200 225 hektar per tahun. Maka untuk mengantisipasi hal itu saat ini regulasi terkait untuk menjaga swa sembada pangan berkelanjutan di Provinsi DIY sudah dilaksanakan. Antara lain dengan membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Lahan Pangan Berkelanjutan (PLPB) dan Provinsi DIY merupakan provinsi yang pertama menyelesaikan Perda itu.

Jadi disitu kita sudah bersepakat dengan kabupaten kota, seiring, seia sekata, saling bergotong royong untuk bisa memberikan konversi perlindungan terhadap paling tidak 35 ribu hektar lahan pangan produktif di DIY. Dan itu menjadi suatu lahan yang sifatnya abadi dan bisa meningkatkan atau menjaga produktivitas padi. Sebab kalau tidak di tekan dengan Perda, mungkin dengan itung-itungan tahun antara 2030- 2035 kita sudah pada kondisi BEP dan setelah itu defisit. Mudah-mudahan dengan Perda yang sudah kita selesaikan ini semua bisa teratasi dan ditanggulangi, yang pada akhirnya swa sembada pangan berkelanjutan di DIY tetap akan lestari, harapnya.

Ditambahkan Andung, di Provinsi DIY yang kecil, komoditas yang paling unggul untuk mendapatkan nilai ekonomi bukan dari sektor pertanian. Yang pertama adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sekitar 20,22 % menunjang Produk Domestik Bruto (PDB) DIY. Nomer dua sektor jasa, seperti real estate, jasa-jasa pendidikan dan lain sebagainya 15,2 %, sedangkan yang ketiga baru sektor pertanian sekitar 16 % lebih. Sehingga kalau tidak hati-hati, maka DIY nanti isinya hanya hotel.

Sekarang saja kita sudah kuwalahan untuk mengerem investor yang akan mendirikan hotel. Berapapun harga tanah yang ada di Jogja itu akan dinego oleh mereka, dan kebanyakan 99 % jadi. Sehingga sekarang kita mempunyai 15 hotel bintang 3, 4, dan 5, yang tahun 2012 akan beroperasi semua. Termasuk juga pendidikan, dimana animo mahasiswa ke Jogja ini sangat tinggi. Jadi kalau tidak hati-hati maka tanah pertanian akan hilang, tutur Andund.

Sementara Manajer Pemasaran Wilayah II PT. Pupuk Sriwidjaya Palembang Persero Sulvagani, SE.MM, memasuki musim tanam 2011 2012 diperlukan kesiapan dan kerjasama seluruh jajaran terkait, stakeholder, pemerintah provinsi/kabupaten/kota/kecamatan, produsen dan aparat distribusi (distributor dan pengecer) untuk mengawasi distribusi pupuk bersubsidi sampai di tingkat petani.

Kepada para pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan distribusi khususnya yang ada dimasing-masing kabupaten, mohon dukungan dan dapat menyebarluaskan informasi ini agar pelaksanaan distribusi pupuk urea bersubsidi warna ini dapat berjalan lancar. Sebab nanti pada tanggal 1 Januari 2012 sudah menggunakan pupuk urea bersubsidi berwarna, katanya.

Sulvagani menuturkan, penyaluran pupuk urea bersubsidi di Provinsi DIY sampai dengan 11 Oktober 2011 berjumlah 27.124 ton atau 59,29 % dari alokasi bulan Oktober sebesar 45.946 ton. Sementara posisi stok pupuk urea bersubsidi di DIY per 11 Oktober mencapai 10.901 ton yang tersebar di gudang pupuk Sleman dan Gunungkidul, yaitu terdiri dari 6.901 ton urea berwarna putih dan 4 ribu ton urea yang sudah berwarna pink. Sedangkan ketentuan stok untuk kebutuhan dua minggu di bulan Oktober ini sebesar 4.996 ton, dan diperkirakan stok pupuk urea berwarna putih sebesar 6.901 ton sudah habis di akhir Nopember. (rsd)

HUMAS Ro UHP DIY

Bagaimana kualitas berita ini: