14 Jan 2014
  Humas Berita,

PULUHAN RIBU KAMERA ABADIKAN TRADISI BUDAYA ADI LUHUNG GUNUNGAN KRATON YOGYAKARTA

 

 

 

 

PULUHAN RIBU KAMERA ABADIKAN TRADISI BUDAYA ADI LUHUNG GUNUNGAN KRATON YOGYAKARTA

 

YOGYAKARTA (14/01/2014) Perayaan Pasar Malam Sekaten (PMPS) Tahun Alip 1947 atau Tahun 2014 Masehi setelah sebulan berlangsung di kagungan Dalem Alun-alun Utara diakhiri dengan kondur gongso Kyai Guntur Madu dan Kyai Nogowilogo ke pagongan dan dan hari ini (selasa,14/01/2014) bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW Kraton Yogyakarta menyelenggarakan Garebeg Mulud dengan dikeluar dan diperebutkannya 7 gunungan Hajad Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X yang terdiri dari 3 gunungan lanang, satu gunungan Wadon satu Gunungan gepak, satu Gunungan darat dan satu Gunungan Pawuhan. Kesemua gunungan tersebut terbuat dari aneka macam hasil bumi, bahan makanan seperti beras, sayur dan buah-buahan.

 

Ketujuh ini dibuat di kompleks Magangan dan saat dan hari ini gunungan dibawa keluar kraton melalui Siti Hinggil menuju Pagelaran, 3 Gunungan Lanang ,2 gunungan wadon, 1 Gunungan Pawuhan,1 Gunungan ,

 

Prosesi keluarnya Gunungan dari dalam Kraton Yogyakarta tepat pukul 11.00 WIB dengan di dahului dengan keluarnya beberapa bregodo prajurit Kraton Yogyakarta.

 

Adapun bregodo Prajurit yang mendampingi Gunungan Hajad Dalem yang akan diperebutkan kepada masyarakat di Masjid Besar Kauman Yogyakarta adalah Bergodo Prajurit Suro Karso dan setelah pembacaan doa oleh para Kaji Kraton Yogyakarta langsung diperbutkan kepada masyarakat dan hanya dengan hitungan menit gunungan hajad dalem tersebut ludes diserbu masa, bahkan ada yang saking semangatnya merebut gunungan sampai-sampai kaos yang dipakai dilepas untuk membungkus hasil dariperebutan gunungan dari hasil bumi tersebut.

 

Sementara itu, paraden atau gunungan lanang yang dibawa dari Kraton Yogyakarta menuju Pura Pakualaman tiba berada di tengah para tamu dan undangan tepat pada pukul 11.35 WIB. Melalui utusanya, Tumenggung Wijaya Pamungkas, SE abdi dalem Kraton Ngayogyokarta Hadiningrat, Sultan Hamengku Buwono X menyerahkan gunungan tersebut untuk Kanjeng Gusti Adipati Arya Pakualam IX dan diterima oleh Ir. KRT Projo Anggono.

 

Tumenggung Wijaya Kusuma dalam kesempatan tersebut menyampaikan salam taklim dari Sultan HB X kepada seluruh kerabat , putra, cucu serta sentana abdi dalem Praja Puro Pakualaman, selanjutnya menyerahkan pareden tersebut.

 

Dalam penerimaan gunungan tersebut Ir.KRT. Projo Anggono mewakili Adipati Paku Alam IX menyampaikan terima kasihnya kepada Sultan HB X atas pemberian pareden tersebut. Dengan pemberian paranden kakung tersebut juga merupakan pengikat dan pelestarian persaudaraan serta berharap kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Puro Pakualaman tetap aman, damai dan sentosa demi berdiri tegaknya Yogyakarta.

Sedangkan Gunungan lanang yang diserahkan kepada Pemda D.I.Y yang prosesinya di dahului oleh 2 sepasang gajah dari Gembiroloka dan arak-arakan Bregodo Prajurit , Narakarya dipimpin oleh RKT, Wasiswinoto, sekaligus menjadi utusan Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan HB X untuk menyerahkan Gunungan Hajad Dalem Grebeg Mulud Alip tahun 1947 yang diterima Sekda DIY Drs.H.Icshanuri atas nama Pemda DIY yang didampingi Asisten Pemerintahan Drs.Sulistyo.SH.M.Hum, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Didik Purwadi serta dihadiri kepala-kepala SKPD dilingkungan Pemda DIY di Bangsal Wiyotoprojo, Komplek Kepatihan,Y ogyakarta.

 

Sekretaris Daerah DIY, Drs Icshanuri mewakili Pemerintah DIY , dalam sambutan penerimaannya selain mengucapkan terima kasih atas peparing Gunungan dalam Hajad Dalem Grebeg Mulud Alip tahun 1947. Semoga Sri Sultan Hamengku Buwono X,beserta keluarga dalam Lindungan Allah SWT. Dan setelah di bacakan doa, Gunungan yang doterima Pemda DIY selanjutnya di bawa ketengah lapangan Upacara Kompleks Kepatihan Yogyakarta, kemudian diperebutkan kepada masyarakat yang sejak pagi menunggu dan tak ada bedanya dengan terjadi di alun-alun utara kraton Yogyakarta gunungan dalam hanya hitungan menit ludes habis terbawa masyarakat yang memperbutkannya

 

Bahkan dari pantauan liputan dilapangan semenjak Bergodo Prajurit keluar dari Kagungan Dalem Kraton Yogyakarta puluhan ribu camera baik camera foto, video maupun Hp antusias mengabadikan momen langka tersebut.

 

Hendi (21) dari Bogor misalnya.Dia mengatakan kepada reporter www.jogjaprov.go,id bahwa baru pertama kali ini seumur dia menyaksikan yang namanya upacara tradisi Garebeg di Yogyakarta yang penontonnya sungguh luar biasa banyaknya. Dan saya memotret ini akan saya jadikan kenangan tersendiri ketika berkunjung di Yogyakarta tandasnya

 

(Tim Humas DIY)

 

Bagaimana kualitas berita ini: