02 Mei 2024
  Humas DIY Berita,

Refrigerasi dan Tata Udara Penting Untuk Ketahanan Pangan Nasional

Sleman (02/05/2024) jogjaprov.go.id - Refrigerasi dan Tata Udara berperan dalam peningkatan ketahanan pangan nasional, net zero emission serta pemaksimalan bangunan gedung dan dunia industri. Signifikansi teknologi refrigerasi dan manajemen tata udara tidak dapat diabaikan, karena berfungsi menunda proses pembusukan bahan pangan, memfasilitasi penyimpanan jangka panjang, dan meminimalisasi pemborosan.

Sekda DIY Beny Suharsono menyampaikan hal demikian pada saat menyampaikan keynote speech seminar Seminar dan Pameran Peran Refrigerasi dan Tata Udara dalam Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional, Net Zero Emission pada Bangunan Gedung dan Industri, Kamis (02/05) di Gedung Fakultas Teknik UGM, Sleman. Seminar ini diinisiasi oleh Asosiasi Ahli Refrigerasi dan Tata Udara (A2RTU) yang bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik UGM dan PT. Anindya Mitra Internasional.

Refrigerasi menurut Beny, berperan vital dalam mendukung sektor pertanian dengan mengurangi kerugian pasca-panen melalui penyimpanan hasil panen yang efektif. Teknologi ini berkorelasi positif dengan aspirasi net zero emission manifest. Hal ini untuk efisiensi energi yang lebih besar, dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan, dan inovasi teknologi yang berorientasi lingkungan. Penerapan desain gedung hijau dengan konsep efisiensi energi, berfungsi untuk mengurangi konsumsi energi yang diperlukan untuk operasi refrigerasi dan tata udara.

“Teknologi refrigerasi dan tata udara menjadi katalis bagi peningkatan ketahanan pangan dan pencapaian target net zero emission. Hal ini membuat keduanya tak terpisahkan dari narasi pembangunan berkelanjutan,” kata Beny.

Beny menambahkan, bagi Indonesia, teknologi refrigerasi dan HVAC sangat vital untuk mendukung ketahanan pangan dan sasaran net zero emission di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis. Sistem refrigerasi yang efektif kian esensial untuk menjaga kualitas makanan selama distribusi ke berbagai pulau, dengan memperhatikan variasi iklimnya.  Optimalisasi HVAC dapat mengatur mikroklimat dalam ruangan, yang berperan penting dalam menghadapi fluktuasi suhu dan kelembaban harian.

“Selain itu, desain gedung hijau menambah efisiensi energi, sebagai salah satu kunci dalam mengurangi emisi. Keseluruhannya, teknologi ini membentuk landasan pembangunan berkelanjutan yang sesuai dengan kondisi unik Indonesia,” papar Beny.

Dengan visi tersebut, Beny memberikan mengapresiasi terselenggaranya agenda seminar, yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. Apalagi, hal ini mencerminkan konsep sinergisitas antara entitas akademik dan entitas usaha.

Prof.Ir. Selo, ST., M.T., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng,  Dekan Fakultas Teknik UGM mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM. Mengingat, permasalahan refrigerasi bisa sangat mempengaruhi banyak aspek, seperti ketersediaan pangan pasca panen.

“Refrigerasi dan Tata Udara menjadi sangat penting dan menjadi teknologi yang menarik untuk kita kembangkan. Itu salah satu alasan kenapa seminar ini diadakan di Jogja. Selain tentunya karena banyak akademisi mumpuni di sini,” ujar Selo.

Menurutnya, kolaborasi antara akademisi dengan dunia industri  menjadi hal yang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Apalagi, dalam rangka menyongsong Indonesia 2045 yang mandiri pada  ketahanan pangan. Hal ini tentunya tidak hanya dalam kaitannya dengan eksistensi kenegaraan dan bangsa tetapi juga berdaulat dalam pangan dan teknologi. Berdaulat pula dalam pendidikan.

“Untuk mewujudkan  cita-cita besar Indonesia, sangat penting mengupayakan ketersediaan pangan dengan berbagai metode modern dan mutakhir. Hal ini berfungsi untuk menciptakan manusia-manusia yang unggul cerdas dan dibutuhkan untuk membangun negara,” tutup Selo. (uk/rd/wa)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: