04 Apr 2018
  Humas Berita,

RRI Harus Ikut Upaya Literasi Bahasa Jawa

Yogyakarta (04/04/2018) jogjaprov.go.id - Penggunaan bahasa Jawa di tengah masyarakat Jogja sendiri semakin lama semakin berkurang. Untuk itu, Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai bagian dari pelayanan publik diminta untuk ikut berperan dalam upaya literasi bahasa Jawa bagi masyarakat.

Hal ini diungkapkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat bertemu dengan para jajaran manajemen RRI Yogyakarta di Gedhong Wilis, Kepatihan, Yogyakarta pada Rabu (04/04) pagi. Diungkapkan Sri Sultan, ia berharap ke depan RRI bisa semakin berperan bagi masyarakat luas.

“Jadi RRI ini bisa berperan lebih, bisa juga menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakat, atau antar sesama warga masyarakat. Saya berharap RRI mau terus memutar program berbahasa Jawa, sebagai salah satu bentuk literasi pembelajaran bahasa Jawa agar tidak punah,” ujar Sri Sultan.

Gubernur DIY mengatakan, melalui berbagai program khusus bahasa Jawa yang ada, diharapkan RRI juga bisa memasang saluran radio di pasar-pasar tradisional yang ada di DIY. Lewat radio di pasar itu, masyarakat yang setiap harinya berkumpul di pasar bisa ikut mendengarkan program-program yang berisi aktivitas-aktivitas budaya dan bahasa Jawa.

“Budaya dan bahasa Jawa memang perlu dikembangkan lagi karena dari situ kita belajar kembali tentang kehidupan kita sebagai masyarakat, khususnya Jawa, yang memang punya nilai atau hubungan yang sudah mentradisi. Ini perlu dihidupkan kembali untuk mengingatkan kembali,” imbuh Sri Sultan.

Sri Sultan berharap RRI juga bisa mengemas berbagai program budaya dan bahasa Jawa dengan cara yang kekinian, dalam arti bukan kembali pada materi-materi lama. Program sandiwara pun bisa menjadi salah satu bentuknya.

Plt Kepala Bidang Pemberitaan Stasiun RRI Yogyakarta Drs. Atang Basuki mengatakan, RRI tentu akan turut ambil bagian dalam memberikan literasi pada masyarakat, utamanya untuk pembelajaran bahasa Jawa. “Kebetulan selama ini kami sudah memiliki program sandiwara berbahasa Jawa, bahkan akan diadakan lombanya juga. Program seperti ini tentu akan kami pertahankan,” imbuhnya.

Drs. Atang Basuki menambahkan, terkait radio di pasar, Gubernur DIY menyampaikan dukungannya karena di pasar tidak hanya terjadi aktivitas ekonomi saja, tapi juga ada aktivitas sosial dan budaya. Dengan adanya siaran RRI di pasar-pasar tradisional diharapkan terjadi interaksi langsung antara masyarakat dengan RRI juga.

Pertemuan para jajaran manajemen RRI Yogyakarta tersebut selain ingin mengenalkan beberapa program baru, sekaligus juga menjadi ajang perkenalan diri bagi Kepala Stasiun RRI Yogyakarta yang baru, Drs. Salman. (Rt)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: