25 Mei 2014
  Humas Berita,

Sarasehan Kehumasan DIY Di Bakulan Bantul Angkat Tema Sedumuk Bathuk, Senyari Bumi

BANTUL,(25/5/2014) jogjaprov.go.id. Sedumuk Bathuk,Senyari Bumi ungkapan demikian masih sangat melekat di benak sebagian masyarakat untuk mempertahankan hak atas warisan sejengkal tanah sekalipun.Bahkan nyawapun sering menjadi taruhannya. sebagai contoh ,Pur Bonsai dan Joko mendapatkan warisan dari orangtuanya seluas 1000 M2 dibagi dua masing-masing menerima 500 M2 dengan batas pohon kelapa. Namun malang pohon kelapa itu akhirnya mati, kemudian oleh keluarga Joko batas yang semula pohon kelapa diganti dengan pohon pisang. Dan malang juga pohon pisang yang ditanam di perbatasan itu dari tahun ke tahun bekembang dan banyak anak. Kebetulan anak pohon pisang itu tumbuh di luar batas dan terus mengeser titik batas ke arah tanah warisan Pur Bonsai. Ternyata tanah Pur Bonsai tersebut lama-kelamaan menyempit terdesak tumbuhnya anak pohon pisang tersebut, yang akhir luasnya tinggal 350 meter dari luas 500 M2

Upaya penyelesaian secara kekeluargaan tidak membuah hasil, karena ada selalu campur tangan orang ketiga atau istri Joko yang sombong. Akhirnya penyelesaiannya di bawa ke petugas pertanahan, setelah diberikan penjelasan berdasarkan aturan dan undang-undang sengketa tapal batas tersebut bisa dirterima dengan rasa jernih,sehingga saling menyadari apa yang dilakukan itu tidak benar.

Sekelumit cerita di atas menggambarkan permasalahan yang terjadi di masyarakat, maka dalam rangkan menyosialisasi Undang-undang keistimewaan DIY, Biro Umum,Humas dan Protokol Setda DIY mengemasnya dengan bentuk saresehan, dan diselingi oleh dagelan pada hari Jumat malam( ,23/5 ) di Bakulan, Trirenggo, Bantul.

Arie Prasetyo warga Bakulan yang mahasiswa UNY kepada reporter.portal.jogjaprov.go.id yang menemuinya di Bakulan, Trirenggo,Bantul, menyampaikan pendapatnya bahwa Dagelan Mataram seperti ini hendaknya terus menerus dipentaskan di tengah pesatnya kemajuan tekhnologi , hanya saja tema dan isinya untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tengah berkembang . Sebab melalui dagelan ini masyarakat bisa menemukan/memperoleh pencerahan dan terketuk hatinya terkait dengan masalah yang sedang dihadapainya dengan merasa tidak tersinggung.

Dalam kesempatan itu Arie Prasetyo mengharapkan agar pesan pemerintah yang tertuang dalam UUK dan Perdais bisa disampaikan para Pemain dagelan tersebut dapat sampai pada masyarakat, hendaknya para pemain benar-benar memperkaya diri dengan materi yang akan disampaikan tidak hanya guyonan saja, tetapi akan memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait dengan isue-isue yang sedang hangat dibicarakan dengan cara memperkaya diri dengan banyak membaca undang-undang, peraturan Daerah dan sebagainya agar yang sampaikan ini tidak bias atau memperkeruh suasana.

Dia mencontohkan Sedumuk Bathuk Senyari Bumi ini sangat bagus mengemasnya. Karena memang sering masih terjadi ditengah dimasyarakat. Ada pertengkaran karena perebutan cuma gara-gara batas (kikis jawa nya) bahkan sebagaian tanahnya untuk jalan atau untuk fasilitas umum saja matia-matian dipertahankan, tetapi dengan adanya penyuluhan ini masyarakat bisa paham dan mengerti. terutama malasah batas tanah dan jika tanah diperlukan untuk kepentingan umum. ( krn/skm)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: