28 Sep 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Sekar Sari: Jogja itu Seni, Ekspresi, dan Melting Pot 

Berangkat dari rasa ketertarikannya pada kebiasaan eyang putrinya yang selalu mengenakan jarik dalam keseharian, Sekar Sari jatuh cinta pada budaya Jawa. Hal ini juga didukung dengan atmosfer budaya di Jogja, tempatnya lahir hingga dewasa.

Dalam hatinya, Jogja menyajikan sarana untuk berkarya dan mengembangkan kreasi. “Jogja itu melting pot, i feel home,” katanya, Kamis (18/08) siang di bilangan Gejayan, Sleman. 

Sekar menilai Jogja mampu memberikan banyak ruang untuk bisa belajar menjadi insan manusia yang lebih baik lewat filosofi-filosofi yang ada di kota berslogan Berhati Nyaman ini. Hingga akhirnya, ia aktif mendalami kesenian, menjalani seni peran, hingga diplomasi budaya. 

Jogja menurutnya dapat membimbing dirinya menjadi pribadi yang lebih bijaksana. Cita, rasa, dan karsa, yang telah diberikan Jogja kepadanya, dapat menjadi kekuatan baginya untuk terus mencipta karya, bergerak untuk menjadi lebih besar namun tetap bermanfaat bagi sesama. 

Kecintaannya akan budaya pun tak lantas berhenti dari sekedar kekagumannya akan kain batik. Ia terus bereksplorasi, mengenali dan mendalami seni tari hingga seni peran.  Lewat ajang Dimas Diajeng Kota Jogja, Sekar Sari semakin melebarkan karir dalam bidang budaya. 

Hingga akhirnya ia berkesempatan meraih beasiswa Erasmus Mundus dengan konsentrasi Master of Art in Choreomundus-International Master on Dance Knowledge, Practice, and Heritage-an Erasmus Mundus Program. Ia juga merupakan orang Indonesia pertama yang meraih beasiswa kategori ini. 

Tak hanya itu, debutnya dalam dunia seni peran dalam film Siti (2014), berhasil mengantarkannya sebagai Aktris Terbaik di Singapore International Film Festival 2014 dan Aktris Terbaik dalam Usmar Ismail Awards 2016. Sekar Sari juga sangat piawai dalam membawakan tarian tradisional utamanya Gaya Yogyakarta. Ia pun pernah memenangkan kompetisi tari di Korea berjuluk Traditional Dance Global Performance Daejeon. 

Segala pencapaiannya, kesuksesan dan beragam penghargaan yang telah diraihnya, semakin membuktikannya sebagai seorang yang penuh totalitas dalam berkesenian. Namun begitu, ia tak lantas melupakan Jogja sebagai Sangkan Paran-nya, sebagai tempat yang memberikan kesempatan baginya untuk pertama kali menghirup udara, yang telah berkontribusi dalam menciptakan ruang-ruang untuk menjadi lebih besar dan bersahaja. 

“Jogja itu seni, budaya, ekspresi. Jogja itu homey.” 

Saksikan episode Menjadi Jogja, Menjadi Indonesia: Sekar Sari melalui kanal Youtube Humas Jogja 



Bagaimana kualitas berita ini: