06 Des 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

SiBakul Jogja Gerakkan Ekonomi Daerah Hingga Rp50 miliar

Sleman (06/12/2022) jogjaprov.go.id – Pemerintah Daerah DIY melalui program SiBakul Dinas Koperasi dan UKM DIY telah berhasil menggerakkan ekonomi daerah (DIY) selama dua tahun terakhir sebesar Rp50 miliar. Jumlah tersebut didapatkan dari proses jual beli produk UMKM DIY melalui aplikasi SiBakul dengan bebas ongkos kirim. Bebas ongkos kirim ini diwujudkan melalui bantuan dana Pemda DIY sebesar Rp6 miliar.

Hal tersebut turut menguatkan persentase pertumbuhan ekonomi 2022 yang berkisar antara 4,9–5,7 persen. Di sisi lain, diharapkan kekuatan ini turut berkontribusi pada ketahanan ekonomi DIY yang stabil pada 2023 meski dibayang-bayangi krisis ekonomi global.

Hal tersebut disampaikan Kepala Disko UKM DIY Srie Nurkyatsiwi pada sambutannya dalam agenda Semarak SiBakul “Quo Vadis Koperasi dan UKM Untuk Transformasi Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan”, Selasa (06/12) pagi di Karaton Ballroom, Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Sleman. Turut hadir pada kegiatan tersebut Menteri Koperasi dan UKM yang diwakili Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Makro Rully Nuryanto, Ketua DPRD DIY Nuryadi, Paniradya Kaistimewan Aris Eko Nugroho, serta perwakilan OPD DIY.

Lanjut Siwi, sapaannya, Jogja menurutnya memiliki ketahanan ekonomi yang baik yang dibuktikan dengan keberadaa dan semakin menguatnya sektor unggulan serta para pelaku usaha sudah mulai gumregah berbenah untuk menguatkan sektornya masing – masing. “Pada dua tahun terakhir, kami telah mengeluarkan 600 sertifikat lisensi UMKM yang tersertifikasi BNSP dengan 14 kategori,’’ ujar Siwi.

Siwi menyebut pula bahwa UMKM binaan Diskop UKM DIY juga telah terdigitalsiasi dengan baik melalui database. “Terdapat sebanyak 47.571 usaha mikro kecil yang telah terdaftar dalam platform dengan sistem OSS,” ujarnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran pelaku usaha mikro akan legalitas usahanya. Usaha yang legal, tambah Siwi, akan mempermudah Pemda DIY mewujudkan e-katalog UMKM.

Ia pun mengatakan bahwa pada SiBakul, terdapat enam aspek tata kelola bisnis dalam sistem SiBakul. Keenam aspek tersebut yakni produksi, sumber daya manusia (sdm), kelembagaan, keuangan, pemasaran, dan teknologi informasi. Dari seluruh aspek tersebut, Siwi tak menampik masih terdapat kendala yang terjadi.

Seperti misalnya kompetensi anggota dan pendidikan (aspek sdm), daya saing dan standarisasi (kelembagaan), akses lemah serta bunga pinjaman (aspek modal), serta digital ekonomi (aspek teknologi). Adapun sinergi dan kemitraan strategis yang baik antara pentahelix (masyarakat, kampus, pemerintah, media, dan perusahaan) menjadi kekuatan dan solusi untuk mengatasi permasaahan tersebut.

Di samping itu, upaya untuk memajukan sektor UMKM ini, Siwi mengatakan pihaknya juga melakukan revitalisasi UMKM di kawasan sumbu filosofi. “Yang telah kami lakukan misalnya relokasi PKL ke Teras Malioboro 1 dan 2 serta melakukan perluasan, perluasan tanah Beskalan, pembangunan kembali Plataran Jogja Kreatif (Eks Malioboro 1) dan Optimalisasi Teras Malioboro 1 sebagai destinasi wisata berbasis eks-PKL Malioboro,” imbuhnya.

Selain menggerakkan ekonomi daerah melalui SiBakul, Diskop UKM DIY juga menggalakkan program desapreneur. “Saat ini jumlahnya telah mencapai 70 desapreneur yang juga disinkronkan dengan program desa mandiri budaya, desa wisata. Tujuannya adalah menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan dan pusat kebudayaan yang berkeadaban,” jelasnya.

Lanjutnya, meski SiBakul telah banyak memberikan dampak positif dalam pergerakan ekonomi dan kreatif, masih terdapat enam faktor yang menjadi tantangan pengembangan data SiBakul dalam pemberdayaan ekonomi kreatif. “Tantangannya adalah update data dan layanan serta pengadaan jaringan sarpras yang memadai. Meski demikian, benefit yang bisa didapatkan adalah terciptanya merkethub yang simpel, mudah, dan cepat serta adanya kolaborasi, kemitraan, dan komitmen,” jelasnya.

Pengembangan SiBakul Jogja yang dilakukan terus menerus membuktikan bahwa sinergisitas pentahelix merupakan suatu keniscayaan. “Saat ini jumlah UMKM anggota SiBakul sudah mencapai hampir 350.000,” ujar Siwi.

Adapun pada agenda ini, Diskop UKM juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman sebagai bentuk kolaborasi dan kemitraan dengan tiga lembaga yakni Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada kesempatan ini, juga dilakukan pemberikan sertifikasi kepada UMKM DIY untuk kategori MD (Makanan Dalam), NIB (Nomor Induk Berusaha), P-IRT (masa berlaku maksimal 5 tahan), dan halal.

Semarak SiBakul merupakan puncak dari rangkaian kegiatan pembinaan bagi koperasi dan UMKM selama tahun 2022 sekaligus refleksi untuk revitalisasi sekaligus pemberdayaan koperasi dan UMKM secara terpadu, efektif, dan berkelanjutan. [vin/lt/il/aur]

HUMAS DIY 

Bagaimana kualitas berita ini: