25 Agt 2023
  Humas DIY Berita,

Sri Sultan Raih Penghargaan Tertinggi ATVLI Awards

Denpasar (25/08/2023) jogjaprov.go.id – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meraih penghargaan dari Asosiasi TV Lokal Indonesia (ATVLI). Penghargaan tertinggi ATVLI Awards ini diberikan kepada Sri Sultan atas keberhasilan dan prestasi selama kepemimpinan kepala daerah dalam pembangunan daerah dan menjaga serta mempromosikan kearifan lokal melalui penyiaran di TV lokal anggota ATVLI.

Mewakili Gubernur DIY, Kepala Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) DIY, Imam Pratanadi menerima penghargaan tertinggi ATVLI Awards tersebut yang diserahkan secara langsung oleh Ketua ATVLI, Bambang Santoso, pada malam Peringatan HUT ke-21 ATVLI, Kamis (24/08) di Gedung Ksirarnawa, Taman Werdhi Budaya Art Centre, Denpasar, Bali

Pada kesempatan tersebut, Ketua KPI Ubaidillah dalam sambutannya menyampaikan, siaran-siaran lokal diharap mampu menjadi penopang bagi siaran-siaran nasional. Hal tersebut sebagaimana semangat yang terkandung dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yakni untuk menghidupkan desentralisasi informasi di bidang penyiaran.

“Semangat undang-undang penyiaran adalah diversity of content dan diversity of ownership dan juga ada kewajiban 10% bagi TV-TV jaringan untuk (menyiarkan) konten lokal. Jadi luar biasa bahwa ATVLI ini sudah benar-benar sesuai dengan undang-undang penyiaran. TV-TV jaringan yang punya kewajiban konten 10% lokal ini pun kita dorong terus agar budaya-budaya, pemberitaan-pemberitaan lokal itu juga naik di pemberitaan nasional,” terang Ubaidillah.

TV lokal yang tergabung sebagai anggota ATVLI pun diharap dapat terus semangat dan hadir bersama publik dengan berbagai isi siaran lokal berkualitas sebagai penopang demokrasi, seperti tema yang diangkat di usia ATVLI ke-21 tahun ini yaitu ‘Keberlangsungan TV Lokal sebagai Penopang Demokrasi’. Dalam hal ini karena TV lokal lah yang mempunyai kedekatan dengan warga, baik menyampaikan potensi-potensi yang ada di daerah masing-masing maupun menyampaikan pembangunan pemerintahan daerah termasuk menyampaikan dan memotret berbagai permasalahan yang ada di daerah.

“Sering pemberitaan-pemberitaan dianggap selalu Jakarta sentris. Dengan kehadiran ATVLI maka pemberitaan-pemberitaan lokal, orang-orang Jakarta juga tahu berita-berita yang ada di lokal seluruh Indonesia. Saya kira tinggal bagaimana ATVLI kreatif dan bisa mengikuti arah perkembangan zaman karena pemberitaan di lokal menjadi penopang kebangsaan kita,” ungkapnya.

Disebutkan Ubaidillah, kemajemukan isi siaran sendiri sangat penting dan perlu menjadi perhatian melihat kemajemukan masyarakat Indonesia. Utamanya siaran terkait budaya-budaya yang belum banyak dikenal oleh anak-anak bangsa yang ada di Indonesia hingga isu-isu terkait pemilu agar masyarakat dapat terdukasi.

“Saya kira penting menyiarkan pemberitaan maupun isu-isu terkait pemiluan agar warga masyarakat di seluruh terutama di lokal yang hanya bisa disasar oleh TV-TV lokal agar partisipasi publiknya naik. Shingga proses demokrasi yang lima tahunan itu bisa semakin berkualitas, partisipasi politiknya tinggi, dan masyarakat bisa dengan bebas memilih pemimpin-pemimpinnya,” ujar Ubaidillah.

Sementara itu, Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri sekaligus  Anggota Dewan Pers Totok Suryanto dalam sambutannya menyampaikan, pihaknya sangat berharap agar di usia ATVLI yang menginjak 21 tahun ini, ATVLI tidak hanya semakin matang tetapi juga bisa menjawab tantangan zaman di era disrupsi digital saat ini. Dimana di tengah hadirnya ribuan bahkan jutaan media online, TV lokal yang tergabung dalam ATVLI diharap dapat terus mengudara, menyiarkan berbagai konten yang akan memperkaya informasi bagi masyarakat.

“Saya kira dengan perkembangan yang sekarang ini, di satu sisi kehadiran disrupsi Itu adalah sebuah tantangan tetapi sekaligus peluang untuk berkembangnya TV lokal. Bagaimana menghadapi tantangan ke depan, ternyata kuncinya cuma dua saja. Satu optimis yang kedua kreatif,” kata Totok.

Menurut Totok, TV lokal memiliki keunggulannya tersendiri yakni kekhasan daerah masing-masing. “ATVLI, TV-TV lokal ini memiliki satu yang tidak dimiliki oleh TV yang lain yaitu kekhasan daerahnya. Jadi jangan jadi TV nasional TV lokal ini. Harus tetap jadi warna dari bangsa ini yang memang heterogen,” papar Totok.

Senada dengan Ubaidillah, Totok menuturkan, Dewan Pers juga berharap agar TV lokal dapat terus meningkatkan kualitas siarannya menghadapi tantangan disrupsi digital yang ada. “Mudah-mudahan dengan segala optimisme dan semangat ini, kebersamaan kita dan kearifan lokal yang terefleksi dalam siaran-siaran kita akan membuat TV lokal dan TV secara umum di negara kita ini tetap bisa percaya dan dapat menghadapi semua tantangan itu,” tutupnya. (Han/Alh)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: