21 Feb 2013
  Humas Berita,

Sultan Buka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta

YOGYAKARTA (21/02/2013) Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X didampingi GKR.Hemas, dan Walikota Yogya Haryadi Suyuti, secara resmi membuka Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) 2013 ke-8, dengan pemukulan tambur, Rabu (20/02) malam. PBTY 2013 ke-8 diselenggarakan di Kampung Ketandan, Yogyakarta.


Pembukaan ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur. Gapura permanen yang diresmikan ini terletak di gerbang barat Ketandan, Jalan A. Yani untuk menandai keberadaan Ketandan sebagai China Town mini di Yogyakarta. Pembukaan acara dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni, seperti barongsai dan tarian, salah satu diantaranya yaitu tarian dari Paguyuban Hakka yang mengisahkan keanekaragaman suku bangsa yang ada di China, yakni Han, Mongolia, Uighur, dan Tibet.


Dalam sambutannya Sultan mengemukakan, kawasan Ketandan diharapkan ke depan semakin mampu menunjukkan identitas budaya dalam rangka mengisi dialog transformasi dan akulturasi budaya antar etnik di Yogyakarta yang menjadi bagian dari kebhinekaan budaya Indonesia.

 

Pekan Budaya Tionghoa di kawasan Malioboro tidak hanya terfokus bicara pada masalah kuliner atau belanja, namun juga bisa mendekatkan budaya etnik masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Jogja lainnya, imbuh Sultan.

 

Sementara Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, berpendapat, keragaman budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa telah memperkaya khasanah budaya di Yogyakarta. Hal ini benar-benar menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, dimana masyarakat Jogja mampu menerima keberagaman secara positif dan memberi ruang yang besar bagi masyarakat Tionghoa. Hal itu sesuai dengan keinginan pemerintah yang menginginkan terjadinya heterogenitas budaya dan menimbulkan interaksi positif antar budaya.

 

Dengan adanya Pekan Budaya Tionghoa saya berharap, dapat terus memperkuat toleransi antar masyarakat yang heterogen, jangan sampai menimbulkan pengkotak-kotakan antar etnis, ungkapnya.

 

Menurut Ketua Umum PBTY, Tri Kirana Muslidatun, gelaran PBTY ke-8 tahun ini akan berlangsung hingga 24 Februari mendatang, dimeriahkan dengan penampilan Liong (naga) terpanjang se-Asia dalam Jogja Dragon Festival II. Selain itu juga akan menghadirkan tumpeng setinggi 2,564 meter lebih yang isinya 6.666 kue ranjang.


PBTY ke-8 bertema 'Harmoni Budaya Yogyakarta'. Karena itu, selain dimeriahkan oleh bazar kuliner, di panggung kesenian utama juga digelar pertunjukan kesenian selama lima hari penuh, baik dari etnis Tionghoa maupun etnis suku bangsa lain di DIY. (rsd)

 

HUMAS

Bagaimana kualitas berita ini: