30 Okt 2012
  Humas Berita,

Sultan dan Walikota Coba SLRT Produksi S3GAMA dan BLPT Yogyakarta

Sultan dan Walikota Coba SLRT Produksi S3GAMA dan BLPT Yogyakarta

 

YOGYAKARTA (30/10/2012) pemda-diy.go.id Iki sikilku kok gathuk karo sing mboncengke, mungkin kurang mundur, ujar Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X saat bersama Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, mencoba Sepeda Listrik Roda Tiga (SLRT) hasil produksi kerjasama Komunitas Sepeda Sehat Sipil UGM (S3GAMA) dengan Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, Selasa (30/10).

Sultan yang membonceng Haryadi Suyuti naik SLRT, bersama Kepala Disdikpora Kadarmanto Baskoro Aji sempat berputar-putar mengelilingi halaman BLPT. Ia berpendapat, kemungkinan sepeda ini bisa prospektif, tinggal bagaimana mengenalkan dan mensosialisasikan untuk penetrasi market. Hanya saja untuk SLRT ini, Sultan menilai, tempat duduk pembonceng dengan sadel pengayuh kakinya bertabrakan. Maka perlu diatur ulang jarak posisi antara pembonceng dan pengayuh agar nyaman.

Biar tidak bertabrakan saya kira perlu mundur sedikit, katanya.

Berkomentar terkait sepeda listrik roda empat yang juga dicobanya bersama Walikota, Sultan menilai tempat duduk justru terlalu jauh, sehingga masih perlu diperbaiki. Bahkan Sultan memberi saran, rem depan ditutup agar kelihatan manis.

Ditambahkan Sultan, pihaknya tidak lama lagi membutuhkan sepeda listrik roda empat sebagai sarana transportasi bagi tenaga penyedia air minum pedesaan untuk sekedar perawatan maupun perbaikan saluran pipa jaringan air bersih. Disamping sepeda ini bisa menjadi sarana transportasi alternatif, juga karena perawatannya ringan dan harganya murah.

Bagaimanapun masyarakat butuh angkutan jika akan memperbaiki saluran. Sepda seperti ini bisa jadi alternatif, bisa dionthel dan bisa dengan listrik, terang Sultan seraya berharap dilakukan beberapa percobaan agar produk bisa lebih sempurna dan memiliki standarisasi.

Untuk diketahui, SLRT ini merupakan hasil kerjasama antara BLPT Yogyakarta Disdikpora dengan Komunitas S3GAMA yang ramah lingkungan, stabil, multi penggunaan dan dapat dibuat lokal. Sebagai kendaraan non BBM, SLRT dilengkapi dynamo listrik bersumber tenaga baterai namun tetap bisa dikayuh sehingga anti mogok.

SLRT ini sangat cocok untuk pengendara yang mempunyai keterbatasan fisik antara lain anak-anak, lansia atau pengendara yang harus membawa beban berat baik barang atau penumpang, terang mantan Sekda DIY Tri Harjun Ismaji yang juga alumni Teknik Sipil UGM.

SLRT dapat menempuh jarak 50 Km setelah di charge 7 jam dan mencapai kecepatan 25 Km/Jam. Karena memungkinkan tetap dapat dikayuh, SLRT dapat digunakan untuk olah raga, rekreasi outdoor dengan keluarga, sekolah, bekerja dan dapat untuk mendukung berbagai usaha niaga (mengantar barang, berjualan).

SLRT sudah diuji coba dikendarai dengan beberapa rute, antara lain Yogya - Borobudur (PP), Yogya - Kaliurang (PP), Yogya - Wonosari (PP) dan yang terakhir diuji coba menempuh rute Blok M - Kawasan Ancol. (rsd)

HUMAS

 

Bagaimana kualitas berita ini: