13 Jan 2014
  Humas Berita,

Sultan Dialog Dengan Awak Media Yang Ada Di Yogyakarta

 

 

 

Sultan Dialog Dengan Awak Media Yang Ada Di Yogyakarta

 

YOGYAKARTA (13/1/2014) Di tengah-tengah kesibukan rutinnya di ruang kerjanya,Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi beberapa pejabat SKPD di Lingkungan Pemda DIY siang tadi (Senin,13/1) menyempatkan makan siang bersama dan dialog dengan Awak Media yang ada di Yogyakarta baik tulis,elektronik maupun radio di Balai Kenyo Kepatihan,Yogyakarta.

 

Dialog Gubernur DIY dengan awak media massa yang dipandu Pemred Kedaulatan Rakyat Okto Lampito tersebur para awak media tidak menyia-nyiakan kesempatan dengan mempertanyakan beberapa persoalan yang sedang hangat dibicarakan masyarakat seperti pro dan kontra pembangunan Bandara di Kulonprogo, Pengelolaan Dana Keistimewaan sampai penanganan angka kemiskinan yang masih menjadi problem rakyat di DIY serta seputaran realisasi pelayanan kesehatan melalui BPJS.

 

Menyangkut rencana pembangunan Bandara baru di Kulonprogo lebih jauh Gubernur DIY menyampaikan tanggapannya bahwa pembangunan bandara baru di Kulonprogo sebetulnya satu-satunya bandara hasil joint ventura BUMN Angkasa Pura dengan JVG dari India yang ditandatangani oleh Presiden RI dalam Presiden melakukan Perjalana Muhibah ke India beberapa wakyu yang lalu sehingga bandara ini adalah program yang masuk MP3EI jadi menjadi program nasional.

 

Jadi harapan Gubernur Program Nasional ini harus terealisasi dengan baik. Perkara masih ada pengembangan, permasalahan itu bagi saya, kata Sultan, itu hal yang bisa terjadi di mana pun seperti pengalaman pembangunan Iron sen (pengolahan pasir besi). Yang penting sekarang bagaimana penyelesaiannya yang dimotori Kabupaten Kulonprogo bisa membangun dialog yang baik, dialog yang lebih transparan, agar masyarakat bisa memahami arti daripada pembangunan itu sendiri.

 

Menurut Sultan, asal masyarakat mendapatkan manfaat, tidak sekedar tanah itu dibeli, tetapi juga ada pemecahan pemecahan yang komprehensif dan apa yang mungkin bisa di dialogkan dengan tingkat I. yang penting dia tidak sampai terlantar dengan kata kasar jual beli selesai.

 

Dengan demikian program nasional ini pun bisa selesai juga dengan baik tanpa gejolak-gejolak yang sebenarnya tidak perlu terjadi asal kita bisa membangun dialog dengan baik.

 

Di bagian lain Sultan menyatakan bahwa di luar persoalan pematokan ini sebenarnya sudah clear dan tanggal 16 Januari 2014 ini , karena Dirjen Perhubungan Uadara akan melakukan dialog dengan 2 pihak yaitu BUMN Angkasa Pura dengan Manajemen Iron Sen yaitu Jogja Magasa Indonesia (JMI) membahas masalah yang tadinya hanya isue cerobong pabrik terhadap penerbangan di bandara tersebut melebar menjadi panasnya pabrik yang bisa menimbulkan kecelakaan pesawat meski panasnya itu hanya dalam pabrik menyangkut jarak pabrik dengan landasan pacu penerbangan dan Pemda DIY yang memfasilitasinya dan keputusannya harus diambil pemerintah pusat karena memang wewenang pemerintah pusat di Departemen perhubungan bukan di Tingkat I DIY.

 

Setelah dilakukan dialog-dialog akhirnya dapat dicapai kesepakatan secara sendiri-sendiri yang semestinya Pembangunan Pabrik Iron Sen akhir Desember 2013 dengan kesepakatan tersebut akhirnya diundur sampai terjadilah kesepakatan antara JMI dengan Angkasa Pura.Demikian juga JMI bersedia menggeser calon pabrik yang sebelumnya hanya 1,5 km dari Landasan Pacu bandara digeser ke timur 3 km .

 

Sementara Angkasa Pura yang tadinya mempersoalkan cerobong yang membawa partikel dan mempengaruhi pesawat, sehingga jalan keluarnya adalah yang semula landasan pacu tersebut digeser 3 derajad yang tadnya lurus barat ke selatan, dengan penggeseran 3 derajad tersebut bergeser agak ke ngulon ngalor sama ke arah ngidul ngetan kea rah tenggara.Sehingga nantinya pesawat itu kalau mau mendarak dari arah laut ke daratan begitu pula sebaliknya ketika pesawat Take Off langsung melihat lautan.(Kar)

 

HUMAS

 

Bagaimana kualitas berita ini: