23 Apr 2012
  Humas Berita,

Sultan HB X Launching Buku” Sepanjang Hayat Bersama Rakyat”Seabad HB IX

Sultan HB X Launching Buku Sepanjang Hayat Bersama RakyatSeabad HB IX

Sultan HB X:Alangkah sedihnya para Bapak Bangsaseandainya mereka melihatternyata sensitifitassosialpara pemimpin saat inisemakin rendah.Bung Karno,Bung Hatta, Sri Sultan HB IXtentu juga sedih karenahukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta(21/04/2012) pemda-diy.go.id. Dalam Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat yang berisi rangkaian peristiwa bersejarahpada awal-awal mempertahankan kemerdekaanRIinilah barangkali yang tidakdipahamiatau bahkan di nafikkanoleh segelintir para elit muda baik para politisi maupun intelektualyang terlalu terkagum-kagumoleh teori-teori politikdan pemerintahan dari barat. Padahal merekapernah menghirup jernihnya air dariMerapi atau semilirnya angin laut selatan dan menimba ilmu dan pengalaman di Yogyakarta juga.Hal ini seakan membalikkankeadaan dari terang ke gelap yang menjadikan kegelisahan kita semua

Hal tersebut dikemukakan Sri Sultan Hamengku Buwono X ketika me-Launching Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat yang diterbitkan oleh Kompas siang tadi (Sabtu,21/04) di PendopoRoyal Ambarukmo, Jln.Laksda Adisucipto Yogyakarta, selain dihadiri Kerabat dalemdari Karaton Yogyakarta .Paku Alam IX juga para tokoh seperti YB.Sumarlin. Edi Swasono.H.Azwar Anas Duta Besar Palestina untuk Indonesia. Fariz Mehdawi.

Inilah sebagaian kenyataan sejarah kehidupan Sri Sultan Hamengku Buwono IX semasa sugengnyayang di tulis oleh Sindunatadari Malang pada Ulang Tahun Sultan HB IX yang ke-70 yang berjudul Satria Yang Bertapa Di Pucuk Pedang yangkemudian dirangkum dalam sebuah Bukusetebal 347 halaman dengan Berjudul Sepanjang Hayat Bersama Rakyat

Apa jadinya republic ini jika Sultan tidak memberikan Yogyakarta menjadi ibu kotanya, ditengah RI butuh pengakuan dalam diplomasi internasional, dan di saat Jakarta dirobek-robek kekacauan dan keganasan Belanada.Tapi Sultan memberikan Yogya. Dan Buku Tahta Untuk Rakyat , tidak hanya berisi tentang ungkapan rasa syukur atas pemberian itu ,tapi juga banyak berisi tentang jaasa dan peran aktif Sultan HB IX setelah pemberian itu.

Sultan selalu muncul di saat-saat kritis, Ia menyediakan diri untuk menjemput Perdana menteri Bung Hatta yang sedang berada di Kaliurang untuk menemui Komisi Tiga Negara, ditengah benteng Vredeburg dihajar serangan bom dan mitraliur Belanda. Sultan sanggup tinggal di Yogyakarta sebagai penjaga gawang untuk mempertahankan Proklamasi Kemedekaan ketika para pemimpin lain terpaksa meninggalkan kota karena serangan Belanda..

Menurut Ketua Panitia Penyelenggara Launching Buku Sepanjang Hayat Bersama RakyatGBPH .Hadiwinotomenjelaskan bahwa Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat merupakan sebuah kenangan sahabat-sahabatSri Sultan hamengku Buwono IX dan diterbitkan dalam rangka menyambut Satu Abad (100 tahun usia ) Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang tepatnya tanggal 12 April 2012 lalu.

Dijelaskan Hadiwinoto bahwa hari ini bertepatan dengantanggal Jawa29 Jumadilawal tahun Wawu 1945atau 21 April 2012 bertepatan dengan Hadeging Negari Dalem Ngayogyakarta Hadiningratyang ke 265 tahun.

Penerbit sekaligus Penulis Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat Julius Poor mengatakanantara laindengan diterbitkannya buku Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat yang mengisahkan perjalanan Sultan Hamengku Buwono IX itu sekarang kita bagaimana bisa memetiksekaligus mengikuti tauladanyang telah dirintis Ngarso Dalem Almarhum tersebutyakni menjadikan Indonesia bermartabat yang menjadi pertapa yang tidak usah menyeahkan pedangnya.

Sementara itudengan dilaunchingnya buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa hari ini tanggal 21 April 2012 bertepatan Hari Kartinidan momentum yang menandaiHari-hariHabis Gelap Terbitlah Terang. Lalu apa maknanya dengan Launching buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyat ini.Menurut Sultan HB X yang pertama yaitu yang tersirat dalam penulisan yang menjadi entry point dalam buku inibahwa sejak Sri Sultan HB IX dengan tangan terbukamenerima pemerintah Republik dihari-hari suram,telah menjadi inspirasi semangat perjuangankemerdekaan. Hal ini lanjut Sultan terbacadari tulisan Bung Karna19 Desember 1949 Yogyakarta terkenaloleh karena perjuangannya, maka hidupkanlah terusperjuangan itu. Sungguh menggetarkandan seakan kita dibawa kembali ke lorong lorong sejarah perjuangan bangsa. Dari kesuraman ibu kota Jakarta yang tidak menentu, terbitlah inspirasisemangat ke Indonesiaandari Yogyakarta.

Tetapi menurut raja Kraton Yogyakarta inirangkaian peristiwa bersejarahpada awal-awal mempertahankan kemerdekaanRIinilah barangkali yang tidakdipahamiatau bahkan di nafikkanolkeh segelintir para elit muda baik para politisi maupun intelektualyang terlalu terkagum-kagumoleh teori-teori politikdan pemerintahan dari barat. Padahal merekapernah menghirup jernihnya air darimerapi atau semilirnya angit laut selatan dan menimba ilmu dan pengalaman di Yogyakarta juga.Hal ini seakan membalikkankeadaan dari terang ke gelap yang menjadikan kegelisahan kita semua.

Dibagian lain Sri Sultan HB X menyatakan bahwa terjadinya krisis bukan karena banjirglobalisasi, tetapi karena maslah kita sendiri , lunturnya kohesti socialberbangsa akibat maraknya kekerasandan konflik soaial memperebutkan sumberdayayang semakin terbatas.Sementara saran baik Bung Hatta baru sekedar jargon santun, jujur dan hemat sebagai ciri khas kepemimpinan Bung Hatta masih sesuatu yang mahal dinegeri ini.

Demikian juga Tahta untuk Rakyat yang diteladankan Sri Sultan HB IXtelah membuka halaman 172tertulis secara jelas Bahwa Tahta itubukanlah dilihat sebagai alatuntuk mensejahterakan rakyatnya, tetapitahta lebih dipakaisebagai alatdan sekedar memperkaya diridan juga kelompoknya Alangkah sedihnya tandas Sultan HB Xpara Bapak Bangsaseandainya mereka melihatternyata sensitifitassocialpara pemimpin saat inisemakin rendah.Bung Karno,Bung Hatta, Sri Sultan HB IXtentu juga sedih karenahokum tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Peringatan hari-hari bersejarah menurut Sultan HB X ternyata tidak meninggalkan kesan yang mendalamkepada Bangsa Indonesia ini. Momentum 1 Abad Proklamator tempo haritak ubahnya rutinitas peringatan-peringatanmomentum bersejarah lainnya yang kian jauh dari roh dan jiwa kejuangan. Namun bagaimanapunimbuh sultan mengenangmomentum penting kebangsaanmasih menjadi lahan peneguhanterus menerus semangatintegrativeserta memperbaikan dan memulihkankondisi moral kebangsaanyang kian rapuh. Sebab momen-momen itumerefleksikanlongmarch perjuangan sebuah bangsamempertahankan kehadirandalam kegelisahannyamenghadapi hari esok . Harapan Sultan Momentum tersebuthendaknya menjadi inspirasibagi perjuangan bangsaselanjutnya.

Launcing Buku Sepanjang Hayat Bersama Rakyatditandai dengan penyerahan Buku oleh Penerbit Julius Poor kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X kemudian penandatangan sampul buku dan selanjutnya diserahkan kepadasalah satu Tokoh Nasional yang hadir yaitu YB Sumarlin.

Usai penyerahan buku langsung dilanjutkan Bedah buku dengan menghadirkanpara pakar dan pembahas yaitu Julius Poor dan Rektor UGM terpilihProf. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc. (Kar/rsd)

HUMASDIY.

Bagaimana kualitas berita ini: