13 Des 2011
  Humas Berita,

Sultan Resmikan Jembatan Penghubung RSUP Dr. Sardjito – FK UGM

Sultan Resmikan Jembatan Penghubung RSUP Dr. Sardjito FK UGM

 

SLEMAN (13/12/2011) pemda-diy.go.id - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan jembatan penghubung di RSUP Dr. Sardjito dengan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (12/12). Dalam kesempatan tersebut Sultan juga meresmikan Layanan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah Jantung Vaskuler RSUP Dr. Sardjito.

Jembatan yang diresmikan tersebut, di bangun untuk menghubungkan Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUP Dr. Sardjito dengan Gedung Radiopoetro FK UGM. Pembangunan jembatan menelan dana sebesar 1,9 Milyar dengan pembiayaan bersama FK UGM sebesar Rp. 1 milyar dan RSUP Dr. Sardjito Rp. 900 juta.

Dengan adanya jembatan penghubung tersebut, Sultan berharap dapat lebih mempermudah akses para dokter, mahasiswa ko-ass, maupun residen dalam beraktivitas di Sardjito dan FK UGM. Selain itu juga menambah jaminan keamanan mobilitas FK UGM-RSUP Sardjito.

Saya berharap penggunaan jembatan penghubung ini bisa dioptimalkan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang lebih baik, sesuai dengan standar layanan prima, katanya.

Sementara dengan diresmikannya layanan tambahan di RSUP Dr. Sardjito, yaitu pelayanan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah Jantung Vaskuler, Sultan berharap pihak RSUP Dr. Sardjito terus melakukan perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Pasalnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit dapat menekan keinginan masyarakat Indonesia berobat di rumah sakit-rumah sakit luar negeri.

Dengan membaiknya suasana dan mutu pelayanan kesehatan ini mampu mengurangi keinginan masyarakat untuk berobat ke luar negeri, paparnya.

Disamping melakukan sejumlah perbaikan untuk mewujudkan Sardjito menjadi rumah sakit bertaraf internasional, lanjut Sultan, pihak rumah sakit juga diminta lebih menunjukkan kepedulian terhadap rakyat miskin. Sebisa mungkin tidak ada diskriminasi bagi pasien miskin, ujarnya seraya menghimbau untuk berkaca pada standar layanan rumah sakit di Singapura, Malaysia dan China.

Menurut Sultan rumah sakit di China memiliki moto sederhana, yaitu 'rawatlah pasien seperti keluarga sendiri' dan petugas medis yang melayani tidak sekadar berdasarkan peraturan perusahaan. Dampaknya, pasien akan merasa aman dan percaya ditangani oleh pihak yang tepat, sehingga mempengaruhi kesembuhan. Untuk itu diharapkan RSUP Dr. Sardjito terus memperbarui peralatan medisnya.

"Pemutakhiran peralatan medis di RSUP Dr. Sardjito harus sejalan dengan penanganan medis. Selain itu, harus juga mempelajari faktor internal dan eksternal, karena pasien banyak yang berobat ke rumah sakit di luar negeri," tandasnya.

Menurut Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Prof.dr. Budi Mulyono, SpPK-K,MM, jembatan penghubung merupakan impian bersama sejak tahun 2005, dibangun dengan cerita panjang penuh liku. Alhamdulilah setelah melalui cerita panjang yang berliku akhirnya jembatan ini dapat diselesaikan, katanya.

Adapun llayanan Diagnostik Invasif dan Intervensi Non Bedah Jantung Vaskuler memiliki lab Kateterisasi (CathLab) senilai Rp. 13,1 miliar dari sumber dana APBN 2011, ditambah dengan beberapa alat hasil sumbangan seperti Elektrofisiologi Jantung dan alat foto dinamik seharga Rp. 1,7 miliar. Sedangkan dana pembangunan dan penyediaan fasilitas berasal dari PT. Toba Sejahtera melalui dana corporate social responsibility (CSR). (rsd)

HUMAS Ro UHP DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: