01 Sep 2023
  Humas DIY Berita,

Tenaga Pendidik Harus Menanamkan Softskill Sedari Dini Pada Generasi Muda

Yogyakarta (01/09/2023) jogjaprov.go.id – Adab menjadi fondasi utama bagi setiap manusia yang membawa pengaruh dalam proses komunikasi antar sesamanya di dalam kehidupan. Oleh karena itu, selain keluarga, adab juga harus senantiasa diajarkan dan ditanamkan sedari dini kepada para generasi muda oleh para tenaga pendidik.

Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X menyampaikan hal demikian saat menerima audiensi dari Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Nugroho beserta rombongan pada Jumat (01/09). Kunjungan Hery beserta rombongan diterima Sri Paduka di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

“Anak-anak kita kan harapan (bangsa) besok. Secara hard skill, mereka itu pandai. Cuma soft skill-nya harus ditingkatkan terutama mengenai adab. Harus banyak belajar bagaimana menyapa, bersikap, dan lain sebagainya. Nah ini yang masih kurang. Saya nderek titip. Bagaimana kemudian anak-anak ini menjadi lebih pandai dalam bersikap,” tutur Sri Paduka.

Menurut Sri Paduka, dengan adanya kemajuan teknologi serta penggunaan media sosial, setiap individu mulai lupa adab dalam berkomunikasi secara langsung atau tatap muka dengan satu sama lainnya. Karena telah terbiasa untuk berbicara secara tidak langsung, melalui pesan teks yang dikirimkan melalui gadget masing-masing.

“Anak-anak sekarang itu kalau bicara dengan ibu jari (mengetik pesan). Padahal bicara digital itu tidak ada intonasi. Makanya kemudian adab ini lebih penting. Harapan saya, apalagi dari Muhammadiyah ya. Buat saya moderasinya harus. Artinya bagaimana kemudian pendidikan, pemahaman tentang adab, itu sudah keluar dari religiusitas bahkan mungkin keluar dari SARA. Contoh, saya berteman dengan dia bukan karena kita sama-sama orang Jawa, tidak. Tapi lepas dari itu. Yang mendasari adalah kemanusiaan. Nah itu yang perlu diangkat kembali,” terang Sri Paduka.

Selain itu, berbicara mengenai pendidikan khususnya literasi, Sri Paduka menyampaikan, kemampuan literasi berawal dari keluarga. Keluarga sebagai unit terdekat, menjadi pihak utama yang harus mengajarkan kemampuan tersebut kepada anak-anaknya.

“Terkait literasi, bagi saya pribadi membaca itu penting. Itu memang berawal dari keluarga. Ibunya membacakan, bagaimana. Buku disobek pasti, tapi diajak komunikasi untuk dirawat kembali,” ungkap Sri Paduka.

Ditemui usai beraudiensi dengan Sri Paduka, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Nugroho menyampaikan bahwa di sekolah, penguatan karakter ini sendiri memang masih menjadi PR bagi pihaknya. “Setelah pandemi ini kita kehilangan sikap anak-anak seperti yang kita harapkan. Jadi seperti yang tadi Sri Paduka sampaikan, memang ini menjadi PR kami yang besar,” ujar Hery.

Walaupun demikian, Hery pun mengungkapkan, saat ini dalam kurikulum yang digunakan di sekolahnya, penguatan karakter kepada anak-anak selalu diinterpretasikan dalam pembelajaran sehari-hari. “Jadi kami menguatkan karakter, menguatkan literasi, dan juga kemampuan anak-anak di sisi pengetahuan dan agama. Di Muhammadiyah kan kita menyeimbangkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum,” kata Hery.

Di samping itu, pada kesempatan tersebut, Hery juga menyampaikan, pihaknya menggelar serangkaian kegiatan dalam rangka memperingati hari ulang tahun SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini. Seperti seminar internasional yang akan diselenggarakan pada 7 September 2023 dan seminar khusus untuk guru BK SMP dan MTS se-Indonesia pada 14 September 2023 mendatang. (Han/Ip)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: