01 Sep 2013
  Humas Berita,

Wakil Gubernur Paku Alam IX Hadiri Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2013

Wakil Gubernur Paku Alam IX Hadiri Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2013

YOGYAKARTA (01/09/2013 )jogjaprov.go.id Salah satu indikator buruknya perilaku berlalulintas adalah tingginya pelanggaran terhadap norma-norma berlalulntas yang ditunjukkan oleh perilaku berlalulintas yang tidak aman, mengabaikan sopan santun, menggunakan jalan raya yang pada akhirnya meningkatnya angkla korban kecelakaan.

Penegasan demikian disampaikan Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX ketika membacakan sambutan tertulis Gubernur DIY Sri Sultan HB X ketika membuka Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 tadi pagi (Minggu, 01/09) di Bangsal Kepatihan,Yogyakarta yang juga dihadiri Wakil Menteri Kebudayaan Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan serta Wakil Menteri Perhubungan RI.

Lebih lanjut melalui Paku Alam IX Gubernur DIY menyatakan bahwa kita harus menyadari bahwa cara menggunakan jalan dalam berlalulintas merupakan cermin dari budaya bangsa. Kesantunan dalam berlalulintas merupakan potret kepribadian diri, yang sekaligus menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalulintas maka buruklah kepribadian kita dan secara kolektif keburukan ini menggambarkan buruknya budaya bangsa.

Kepala Dinas Perhubungan dan Kominfo DIY. Ir.Tjipto Haribowo dalam laporannya menjelaskan bahwa Kegiatan Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 yang diselenggarakan Pemda DIY di mulai sejak 26 Agustus 2013 hingga 1 September 2013 dengan kegiatan program promosi Pekan Nasional Keselamatan Jalan termasuk di dalamnya program pemasyarakatan pemakaian helm di jalan raya. Program sosialisasi di sekolah kesalamatan di jalan, di sekiolah-sekolah di DIY yang melibatkan Didiknas dan Disdikpora DIY, pemilihan pemuda pelopor keselamatan jalan dan Diklarasi aksi keselamatan jalan 2011-2020.

Sementara itu Wakil Menteri Perhubungan RI, Bambang Susantono mengatakan bahwa menurunkan angka kecelakaan dan menciptakan lalulintas di jalan yang aman dan tertib tidak bisa hanya dilakukan sendirian oleh pemerintah. Keberhasilan peningkatan keselamatan jalan tidak terlepas dari peranserta mitra pemerintah seperti dunia usaha, kelompok masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut Wakil Menteri Perhubungan mengharapkan kegiatan semacam ini bisa menggugah masyarakat untuk meningkatkan keterampilan berkendara, sadar untuk berperilaku aman dan selamat, serta menjaga ketertiban dengan mentaati peraturan yang ada. Karena menurut Bambang Susantono keselamatan bukan pilihan, tetapi keharusan .

Untuk itu melalui Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 ini, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menghimbau kepada semua pihak untuk mengambil peran sesuai dengan potensi masing-masing. Sebab kegiatan dan upaya ini dapat terus dilanjutkan ke tingkat kabupaten/kota serta berkesinambungan pada tahun-tahun mendatang.

Sedangka Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bidang Pendidikan Prof. Dr. Ir. H.
Musliar Kasim, M.S mengangapresiaasi diselenggarakannya Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 bahkan yang pertama di Indonesia mengingat Yogyakarta sebagai kota pendidikan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan disamping menjadi pelopor dan contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia, juga akan meningkatkan citra dan kunjungan wisata di Yogyakarta sebagai kota pariwisata, Sebab dengan tertibnya berlalulintas akan menjamin keselamatan dia ketika berkunjung di Yogyakarta.

Dibagian lain dalam sambutannya Gubernur DIY minta hendaknya cara berlalulintas yang baik dan benar, seharusnya sudah diajarkan pada anak-anak sejak dini. Karena pendidikan berlalulintas adalah proses untuk melatih menghargai hak-hak orang lain dan etika pergaulan memanfaatkan fasilitas public dengan baik. Kalau sudah sejak kecil sudah tidak menghargai hak-hak orang lain, dan tidak berpegang pada etika dalam memperlakukan orang lain, Maka bukan tidak mungkin akan menimbuilkan perilaku yang biasa mengabaikan hak-hak orang lain.

Oleh karena itu tandas Gubernur DIY wujud pendidikan etika berlalulintas harus diperjelas. Implemenmtasinya bukan hanya pada ranah kognitif saja, melainkan harus berdampak positif terhadap ranah efektif dan psikomotorik, yang berupa sikap dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Gubernur DIY ada abaiknya dalam pembelajaran etika berlalulintas dirujukkan kepada hakikat belajar. Sebagai prosesnya seperti niteni, nirokke. dan nambahi. Sedangkan hakekat belajar sebagai hasil adalah ngerti, ngrasa dan ngalokoni.

Dalam kesempatan Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 tersebut disamping penyematan PIN bagi pelopor berlalulintas secara simbolis, Penandatanganan Deklarasi Tertib Berlalulintas juga penyerahan penghargaan Musium MURI keberhasilan DIY dalam Pekan Nasional Berlalulintas yang diterima Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX.

Usai serimonial Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2013 dilakukan Pawai Kendaraan tertib berlalulintas yang dilepas Wakil Gubernur DIY dan Wakil Menteri Perhubungan RI dengan pengibasan bendera star menuju JEC.Yogyakarta (Kar)

 

 

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: