30 Mei 2012
  Humas Berita,

Warga Ngargosari Samigaluh “ Sangoni Anak Sekolah “ Hanya dari Daun Cengkih

Warga Ngargosari Samigaluh Sangoni Anak Sekolah Hanya dari Daun Cengkih

Kulonpropgo (30/05/2012) pemda-diy.go.id. Daun kering yang jatuh (gogrogan godhong garing)sebagian orang biasanya hanya membakar atau menimbun untuk kompos /pupuk, namun bagi warga Ngargosari, Samigaluh, Kulonmpropgorontogkan daun cengkih /gogrogan godong cengkih merupakan rejeki. Betapa tidak, karenarontokan daun cengkih kering merupakan salah satu hasil bagi anak-anak warga Ngargosari, Samigaluh Kulonprogo setelah sepulang sekolah membersihkan halaman atau kebun yang mayoritas tanaman kebunnya berupa tanaman Cengkih dan mengumpulkannya menjadi satu.

Setelah terkumpul di jual kepada Kelompok penyuling daun Cengkih daun kering tersebut perkilo harganya Rp.2500 ketika musim kemarau dan Rp.1200 /kg ketika musim penghujan.Setiap 2 hari sekali anak-anak tersebut membersihkan kebunnya dan rata-arata memperoleh 15 hingga 20 kilo, sehingga anak-anak warga ngargosari tersebut setiap 2 hari mempunyai penghasilandiantara 32.500 hingga Rp.50 ribu dan ini bisa untuk sangu sekolah dimusim kemarau danRp.18.000 hingga24 ribu . Dengan jumlah nilai rupiah seperti ini sudah sangat mambantu orang tua anak sekolahdalam hal untuk sangu sekolah.

Sementara untuk orang tua juga memperoleh penghasilan ganda dari pohon cengkih tersebut, karena selain dari perolehan daun cengkih yang harganya sangat tinggi juga dari daun cengkih tersebut dan dari potensi inilah desa Ngargosari yang berketiunggian 6 00 hingga 900 meter dari permukaan laut tersebut warga masyarakatnya bisa membangun rumah dan menyekolahkan putra-putrinya hingga perguruan tinggi.

Menurut Sarwanto warga Dusun Tegalsari, Desa ngargosari, Kecamatan samigaluh, Kulonprogo disela-sela Penilaian Lomba Desa Tingkat Provinsi DIY ketikadi wawancarai reporterwww.pemda-diy.go.id. Seputar komoditi unggulan Samigaluh tersebutmenjelaskan bahwa dari Jumlah penduduk Desa ngargosari,Samigaluh, Kulonprogo yang berjumlah 1.228 KK hamper semuanya memiliki pohon cengkihdan jumlah seluruhnya dalam1 Desa jumlah pohon cengkeh ada 2.500 batang.

Ketika musim panenlanjut Sarwanto yang juga sebagai KabagPemerintahan Desa Ngargosari tersebut pohon-pohon tersebutrata-rata menghasilkan 7 20 kg dan saat ini harga per kilonyasudah turun hanya seputar Rp.25.000 32.000 /kg cengkih basah ,padahal sebelumnya bisa mencapai Rp.35 ribu. Sementara untuk cengkih kering harganya juga turun yang semulka bisaRp.150/kg saat ini juga hanyaRp.125.000,-

Sementara untuk daun cengkih kering yang sementara orang menganggap sampah, bagi masyarakat sini(Ngargosari) merupakan berkaha atau rejeki bagi anak-anak kami tandas Sarwanto. Karena dari daun itu orang tua anak sekolah tidak merogoh koceknya, sebaba dari dia ngumpulkan daun cengkeh anak-anaktelah mendapatkan sangusekolah sendiri dari jualan sampah daun cengkih itu.

Disinggungberapa hasil dari sampah daun cengkeih tersebut ? Dia menambahkan bahwa setiap1 ton daun cengkih harganyaRp.160.000 di musim kemarau dan Rp.85 ribu dimusimhujan. Dari800 kg daun cengkih kering ini direbus/disuling akan mendapatkan20- 30 kg minyat atsiri dan harga perkilogram minyak Atsiri tersebut Rp.125.000,-

Sehari semalam ketika musim kemari bisa melakukan 2 atau 3 kali perebusan/penyuilingan karena lama penyulingan daun cengkih menjadi minyak Atsiri hanya memerlukan waktu 8 jam.

Ditanya berapa tempat penyulinganyang ada di desa Ngargosari ini?. Sarwanto lebih lanjut mengatakan bahwa saat ini Desa ini mempunyai 8 tempat penyulingan minyak Atsiri berkapasitas rata-rata 1 ton.

Selain dari potensi ini Desa Ngargosari juga memiliki potensi lain yang tak kalah baiknya menurut Sarwanto, yaitu potensi kambing Ettawa (PE ) dan empon-ompon . dari empon-empon ini masyarakat juga telah memanfaatkannya dengan baikbaik untuk jamu tradisional yang telah dibentuk instant juga dikemas sebagai minuman segar dan telah dipasarkan luas ke berbagai daerah. (Kar)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: