09 Apr 2019

Transformasi Keraton Yogyakarta Menuju Keraton Milenial

Yogyakarta (09/04/2019) jogjaprov.go.id - Dalam rangka Mangayubagya 30 Tahun Jumenengan Dalem dan Peringatan Hari Kartini 2019, pada Selasa (09/04) pukul 19.00 WIB, digelar Dialog Budaya dan Gelar Seni Yogya Semesta di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta. Adapun tema yang diangkat pada kesempatan kali ini adalah 'Menuju Keraton Milenial' dengan menghadrikan narasumber GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan GKR Bendara. Kegiatan ini merupakan prakarsa dari Panitia Yogya Semesta dan Tim Penggerak-PKK DIY bekerjasama dengan Keraton Yogyakarta. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah DIY, Ir. Gatot Saptadi, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho, M.Si, perwakilan OPD, perwakilan komunitas, generasi muda, dan masyarakat umum.

Kegiatan ini dibuka dengan pementasan salah satu tarian pusaka, Beksan Lawung Jajar, persembahan KHP Kridhamardawa Keraton Yogyakarta. Selanjutnya, tiga putri Gubernur DIY yang bertindak selaku narasumber, membahas mengenai perubahan dan transformasi yang sedang terjadi di Kraton.

GKR Hayu mengutarakan bahwa keberadaan teknologi yang masuk ke keraton, menjadi titik awal adanya transformasi di keraton. "Dengan masuknya teknologi di Kraton, masyarakat di manapun berada kini dapat dengan mudah mengakses informasi yang terkait dengan Keraton Yogyakarta," ujar putri keempat Sri Sultan. GKR Hayu menambahkan, bahwa dengan adanya teknologi, nilai-nilai mengenai keraton dan Yogyakarta dapat dimaknai oleh siapapun dan dimanapun berada. “Sedikit mengutip pernyataan dari Ngarsa Dalem, bahwa semua orang bisa menjadi orang Jogja tanpa harus menjadi orang Jawa,” ujarnya.

Tak hanya masuknya teknologi saja yang mempu menjadi indikasi adanya transformasi di Kraton. Lebih lanjut, GKR Condrokirono berujar bahwa adanya keterlibatan para Putra Dalem sebagai pemimpin di tepas/kawedanan di keraton, menjadi salah satu indikasi adanya transformasi kepemimpinan menuju keraton milenial. "Para Putra Dalem memiliki peranan dan tanggung jawab dalam memimpin jalannya operasional tepas atau divisi di keraton. Hal tersebut tentunya membutuhkan penyesuaian yang tidak mudah karena mungkin harus mengubah pola yang sudah berjalan," jelas GKR Condrokirono.

Tak ketinggalan, GKR Bendara menuturkan, perubahan lain juga terjadi di bagian yang dikepalainya yang mengurusi pariwisata, perpustakaan, dan museum di keraton. "Di masa depan, harapannya bagian-bagian tersebut dapat menjadi pusat edukasi dan sumber sejarah untuk dijadikan referensi di masa depan. "Kami juga baru melakukan digitalisasi naskah dan melaksanakan Pameran Naskah. Harapannya, semua koleksi keraton dapat digitalisasi dengan baik sebagai sarana edukasi," ujar beliau.

GKR Hayu menambahkan, bahwasanya media sosial yang kini dimiliki keraton hendaknya dapat menjadi sarana edukasi bagi siapapun untuk mencari informasi soal keraton. "Adanya official akun keraton semoga dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. “Silakan utarakan pertanyaan melalui media sosial keraton dengan memanfaatkan hashtag (tagar) #tanyakraton di media sosial tersebut,” ujar beliau.

Sekretaris Daerah DIY, Ir. Gatot Saptadi, menyambut baik adanya transformasi digital yang terjadi di dalam keraton. Gatot juga mengapresiasi adanya keterlibatan para Putra Dalem dalam kepemimpinan di keraton. "Hal ini ini adalah salah satu ciri menuju keraton milenial. "Apalagi pemerintah juga tidak bisa lepas dari keraton dan kita tidak akan mungkin bisa melupakan sinergi 4 pilar, yaitu Keraton, Kantor, Kampung, dan Kampus," ujar Sekda DIY. Kegiatan ditutup dengan pemberian penghargaan oleh Sekda DIY kepada para Abdi Dalem Perempuan (Keparak) di keraton yang telah mengabdi kepada keraton lebih dari 30-40 tahun.

 

 

Bagaimana kualitas berita ini: