08 Jul 2019

Dokumentasi Kesenian Menjadi Hal Penting

Yogyakarta (05/97/2019) jogjaprog.go.id – Keberadaan keris dan kesenian tari di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kian hari kian terpinggirkan. Pendokumentasian kesenian keduanya menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat melakukan dialog budaya dengan para pegiat seni di Dalem Gamelan, Yogyakarta, Jumat (5/7) petang. Berbagai keluhan masyarakat terhadap masalah yang ada pada gelaran seni maupun dinamikanya, didengarkan oleh Gubernur DIY.

Meski dialog budaya tersebut bukan yang pertama kalinya, Sri Sultan berharap agar melalui dialog tersebut, keinginan para pegiat seni khususnya seni tari dan tosan aji, bisa diakomodir melalui dinas terkait, dalam hal ini Dinas Kebudayaan DIY.

“Aktivitas kesenian ini tidak hanya di tingkat provinsi saja. Justru harusnya tumbuh dari tingkat kabupaten/kota karena yang menangani langsung masyarakat. Harapannya aktivitas kesenian itu bisa didokumentasikan dengan baik, sehingga dinas terkait mengetahui apa yang sudah dilakukan dan penghargaan yang bisa diterima,“ ungkap Sultan.

Dalam dialog tersebut, juga disampaikan, sesuai dengan slogan Jogja Istimewa, warga berharap agar Kota Yogyakarta menjadi istimewa. Istimewa kotanya dan istimewa orangnya. Kebudayaan Indonesia harus dilestarikan khususnya di Yogyakarta.

Menurut Sultan, salah satu dari usaha untuk melestarikan budaya adalah dibangunnya taman kebudayaan. Taman kebudayaan merupakan tempat untuk masyarakat melakukan aktivitas kesenian dan kebudayaan. Pemerataan kebudayaan harus ditingkatkan terutama dikalangan anak muda. 

Selain itu, anak muda yang menjadi generasi penerus, harus bisa melestarikan agar kebudayaan dan kesenian tradisional tidak hilang. Maka dari itu, untuk menarik minat anak muda, budaya tradisional dikemas secara modern seperti pada acara pedestrian yaitu flashmob tari daerah yang dilakukan oleh anak muda dengan pakaian yang kekinian.

Turut hadir juga dalam dialog budaya bersama dengan Sri Sultan yaitu KPH Indrokusumo, KPH Notonegoro, Kepala BPKA Bambang Wisnu Handoyo serta para pegiat seni baik tari maupun tosan aji. (Nw)

Bagaimana kualitas berita ini: