06 Mei 2024

Finalis Miss Mega Bintang Ekspos Kampung Wisata Sumbu Filosofi

Yogyakarta (06/05/2024) jogjaprov.go.id - Sebanyak 50 finalis Miss Mega Bintang Indonesia atau MMBI 2024 naik kendaraan tradisional yaitu andong dan becak kayuh berkeliling beberapa kampung wisata di sepanjang jalur sumbu filosofi pada Senin (06/05). Kegiatan tersebut merupakan upaya Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY mengandeng Yayasan Dunia Mega Bintang guna memperluas promosi sumbu filosofi, utamanya kampung wisata yang masih kurang terekspos di mancanegara.

MMBI adalah salah satu ajang kontes kecantikan di Indonesia yang diinisiasi oleh perancang busana Ivan Gunawan sejak 2023 lalu. Ajang pemilihan MMBI kedua ini berlangsung di Yogyakarta dan Jakarta dari 3 Mei sampai 19 Mei 2024. Ada 50 finalis berasal dari 15 provinsi di Tanah Air yang siap memperebutkan mahkota MMBI 2024.

Ketua BPPD DIY GKR Bendara mengatakan kegiatan ini merupakan kolaborasi BPPD DIY dengan Yayasan Dunia Mega Bintang didukung pelaku industri pariwisata DIY seperti GIPI, HPI, Kampung Wisata dan lain-lain. BPPD DIY sendiri tengah fokus mempromosikan sumbu filosofi maupun kampung wisata di seputaran kawasan tersebut ke mancanegara.

"Sebenarnya kampung wisata sudah memiliki paket wisata yang luar biasa namun sayangnya masih kurang terekspos terutama di mancanegara. Jadi kita kombinasikan jalur sumbu filosofi masuk ke dalam kampung wisata yang ada di dalamnya. Kali ini kita bawa mereka ke kampung wisata Tamansari, kampung wisata Kadipaten dan kampung wisata Sosromenduran," tuturnya.

Titik awal peserta berkumpul di Lapangan Padmasuri kemudian naik andong melewati Panggung Krapyak. Sebelumnya peserta sudah diedukasi tentang Panggung Krapyak yang merupakan bagian dari Sumbu Filosofi. Dari Panggung Krapyak, peserta menuju ke Tamansari. Setelah masuk Tamansari, selain bercerita tentang Tamansari, peserta diajak jalan jalan berkeliling masuk gang-gang di Kampung Wisata Tamansari melihat kekhasan yang dimiliki.

Usai dari Kampung Wisata Tamansari, GKR Bendara menyampaikan para peserta naik andong kembali menuju Ndalem Mangkubumen untuk mengikuti tiga aktivitas yaitu menari, membatik dan mewiru. Mewiru kain batik memang menjadi kekhasan Kampung Wisata Kadipaten. Kebanyakan orang dari dalam maupun luar DIY mempunyai kain batik yang sudah dilipatkan atau dijahit. Untuk itu, peserta diajarkan cara mewiru kain batik yang sebenarnya.

"Puas belajar membatik, menari dam mewiru, kami bawa peserta naik andong mencicipi makanan dan minuman tradisional yang ada di Bale Raos. Selanjutnya, peserta dibawa melewati Tugu Pal Putih dan menuju ke Kampung Wisata Sosromenduran," imbuh GKR Bendara.

Putri bungsu Raja Keraton Yogyakarta tersebut mengungkapkan kampung wisata tersebut perlu diekspos karena mempunyai kisah inspiratif perempuan-perempuan yang mencoba untuk berjuang. Hal ini menunjukkan di DIY tidak hanya kota budaya tetapi masyarakatnya memiliki semangat nyata bertahan. Setelahnya, peserta menaiki becak kayuh menuju Teras Malioboro 2 untuk berbelanja produk -produk UMKM DIY

"Saya memang tidak mengekspos destinasi wisata yang megah dan besar-besar tetapi utamanya lebih banyak ke kampung wisata. Hari ini kita menggandeng beberapa kampung wisata dalam satu kali trip perjalanan. Hal ini sejalan dengan visi misi Ngarsa Dalem dimana kampung atau desa itu harus bisa mandiri. Salah satunya menumbuhkan perekonomian mandiri dengan pariwisata sehingga ini yang coba kita dorong agar terekspos," tandasnya.

Jesslyn Loh, Finalis MMBI 2024 perwakilan Kepulauan Riau 2 mengaku baru pertama kalinya berkunjung ke Yogyakarta dan sangat senang sekali berkeliling kampung wisata naik andong. Sebagai penggemar batik, dirinya sangat senang bisa belajar membatik langsung pada ahlinya sehingga kunjungan ini menjadi pengalaman baru dan berharga. Ia pun berharap dengan budaya yang yang tetap dilestarikan tersebut maka Pariwisata DIY semakin maju.

Senada, finalis lainnya, Tawana Sheldrick perwakilan Kepulauan Riau 1 dan Cinta Syahrazat perwakilan Banten 3 juga merasa senang sekali dapat berkeliling Yogyakarta naik andong maupun becak kayuh. Dari kunjungan ke kampung wisata tersebut, keduanya bisa belajar sekaligus mendapatkan pengalaman baru yang menarik seperti membatik, menari hingga mewiru kain batik. "Proses belajarnya pun terasa seru dan menenangkan sehingga cocok untuk healing. Kami sangat senang sekali dan exited dapat belajar banyak hal berharga. Matur nuwun Jogja," ucap keduanya. (Fn/Rcd/Im)

HUMAS PEMDA DIY 

Bagaimana kualitas berita ini: