23 Mei 2024
  Humas DIY Berita,

Omah Indis, Rumah Bersejarah Menag Pertama di Indonesia

Bantul (09/05/2024) jogjaprov.go.id – Tak banyak masyarakat mengetahui sejarah Omah Indische di Desa Jagalan, Banguntapan, Bantul yang sebenarnya sangat menarik dikulik dan ditelusuri. Fakta sejarah rumah kuno peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada 1860 tersebut justru terkubur dan tersembunyi dibalik viralnya julukan sebagai rumah pocong.

Tak hanya memiliki gaya arsitektur indis yang mencolok dan mudah dikenali, siapa sangka rumah kosong berusia ratusan tahun tersebut dulu merupakan kediaman Menteri Agama (Menag) pertama di Indonesia sekaligus Diplomat Muhammadiyah bernama Mohammad Rasjidi yang dikenal memiliki jasa besar terhadap berdirinya Indonesia.

Omah Indis sejatinya milik keluarga Atmosudigdo, seorang pengusaha batik terkemuka di Yogyakarta. Pasangan suami istri Atmosudigdo asli Jawa tersebut memiliki lima anak, salah satunya adalah M. Rasjidi. Lahir di Kotagede 20 Mei 1915, M. Rasjidi memiliki nama asli Saridin bin Atmosudigdo. Nama M. Rasjidi sendiri diperolehnya dari seorang tokoh Persis Ahmad Syurkati yang kemudian baru dia gunakan pasca menunaikan haji.

Sayangnya, Omah Indis ini justru lebih dikenal dan viral dengan adanya cerita mistis yang beredar di media online terkait keberadaan sosok hantu pocong bernama Sumi. Untuk mengetahui fakta-fakta sejarahnya, Tim Humas Jogja pun secara khusus mengunjungi Omah Indis bersama perwakilan Pemerintah Kalurahan Jagalan pada Kamis (25/04) lalu.

Lurah Jagalan, Kaharuddin Noor sangat menyayangkan sekali bangunan bersejarah tersebut justru lebih dikenal dan viral dengan sebutan rumah pocong. Sebutan tersebut akibat tayangan dari televisi swasta yang mengangkat cerita mistis di beberapa bangunan kosong yang ada di Kotagede, salah satunya Omah Indis. Bahkan, rumah tersebut pernah dijadikan tempat pengambilan gambar sebuah film yang justru meninggalkan kerusakan pada dinding bangunan.

“Awalnya saya tidak tahu kalau rumah tersebut viral sebagai rumah berhantu atau rumah pocong. Lantas ada beberapa televisi swasta menyiarkan rumah milik keluarga Pak Rasjidi sebagai rumah hantu yang pada akhirnya malah menjadi viral. Kami, pihak keluarga ahli waris dan masyarakat Jagalan merasa sedih serta menyayangkan rumah bersejarah tersebut justru dijuluki sebagai rumah berhantu. Padahal bangunan tersebut menyimpan sejarah istimewa, selain arsitektur bangunannya yang bergaya Eropa," ungkap Kahar dikantornya.

Singkatnya, Kahar menceritakan Omah Indis merupakan rumah peninggalan orang tua Menteri Agama RI pertama yang ditinggalinya sejak lahir hingga berusia 13 tahun. Setelahnya, M. Rasjidi melalang buana menuntut ilmu hingga sukses berkarier. Ia adalah seorang ulama berlatar belakang pendidikan Islam modern yang dikenal sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh Muhammadiyah.

"Pak Rasjidi adalah salah satu tokoh penting yang berasal dari Jagalan. Beliau lah yang mengkomunikasikan kemerdekaan Indonesia sekaligus menerjemahkan teks proklamasi ke beberapa negara yang pernah disinggahinya seperti Mesir, Arab dan sebagainya. Jadi peran Pak Rasjidi ini sangat besar bagi bangsa Indonesia, salah satunya menggaungkan kemerdekaan Indonesia," tegas Lurah Jagalan ini.

Lebih lanjut, Kahar menyebut status kepemilikan rumah indis pun masih dipegang ahli waris keluarga Atmosudigdo hingga saat ini. Pihak keluarga pun turut sedih mendengar rumah tersebut justru terkenal sebagai rumah angker nan menyeramkan. Setelah sempat dihuni beberapa keluarga yang berbeda-beda, rumah tersebut pada akhirnya tidak ditempati lagi. Meski kosong, namun ada seorang warga yang secara sukarela membersihkan rumah tersebut setiap harinya dan telah mengantongi izin dari pihak ahli waris keluarga.

Guna menghilangkan cerita mistis yang beredar dan kesan menakutkan, Kahar menuturkan pihaknya bersama pegiat wisata sekitar menjadikan rumah indah bersejarah ini sebagai salah satu objek wisata Desa Wisata Jagalan dan diberikan papan nama Omah Indische. Dengan demikian, ketika wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Jagalan ini, para pemandu dapat sekaligus menjelaskan sejarah Omah Indis yang sebenarnya.

Tim Humas Jogja lantas berkeliling menelusuri setiap sudut Omah Indis tersebut ditemani sang penjaga Omah Indis yang bernama Pajarno atau akrab disapa Nono. Meski sudah lama tak ditempati, rumah ini masih tampak indah dengan arsitektur khas kolonial Belanda walaupun beberapa bagian rumah rusak dimakan usia serta taman yang terawat dengan baik.

Bangunan beratap tinggi dengan jendela besar yang memudahkan sirkulasi udara ini terdiri dari beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Ada tiga kamar tidur yang masih utuh yang dulunya digunakan pasangan suami istri Atmosudigdo dan anak-anaknya. Adapun bangunan belakang berupa dapur sudah hancur dimakan usia. Beberapa perabotan seperti tempat tidur, kursi, mesin ketik, porselen dan lain-lain tampak dipajang sehingga menambah kesan vintage.

“Saya dipercaya menjaga rumah ini sejak 2006 sampai sekarang. Sebelumnya rumah ini sudah lama banget kosong setidaknya lebih 20 tahun Pertama kali, saya membersihkan di sini, di depan itu masih seperti hutan. Pohonnya gede-gede sehingga harus saya tebang sendiri,” ungkapnya.

Nono mengatakan dirinya rutin membersihkan rumah tersebut setiap hari. Kegiatan ini dilakukannya seorang diri secara sukarela. Rumah Indis ini terbuka mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB bagi siapa pun yang ingin berkunjung untuk mengetahui sejarah atau berfoto dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Menanggapi banyaknya cerita mistis yang beredar dan viral mengenai Omah Indische sebagai Rumah Pocong, Nono mengaku ia sendiri tidak pernah memberikan julukan tersebut. Julukan tersebut merupakan ulah dari televisi swasta.yang sempat mengambil gambar. Selama menjaga rumah tersebut pun, Nono belum pernah ada makhluk astral yang menggangunya.

Agar kejadian serupa tidak terulang, Omah Indische tidak lagi diperkenankan untuk dijadikan sebagai lokasi pembuatan konten yang disiarkan di YouTube dan media sosial lainnya. Sebab akan semakin menutup dan menenggelamkan sejarah Omah Indis.

"Pengambilan video sudah tidak diperkenankan lagi di sini oleh keluarga ahli waris dan sudah ditutup. Sekarang kalau kunjungan monggo, tapi jangan menanyakan hal-hal mistis. Kalau mau foto-foto untuk kebutuhan sekolah atau kampus masih diperbolehkan asal tidak dari sisi negatif," pungkas Nono. (Han/Ip/Wa/Rcd/Fn/Sd/Ef/Cbs/Yd/Jon)


Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: