03 Sep 2024

Pamit, Hafidh Asrom Tetap Mengabdi di Dunia Pendidikan

Yogyakarta (03/09/2024) jogjaprov.go.id - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Hafidh Asrom bertemu dengan Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X pada Selasa (03/09) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Pada pertemuan ini Hafidh Asrom menyatakan pamit karena masa jabatannya sebagai anggota DPD RI asal DIY akan berakhir pada akhir September 2024 ini.

“Kami datang untuk memohon pamit. Kalau ada salah kami juga mohon untuk dimaafkan. Meski nantinya tidak lagi mengabdi sebagai anggota DPD, tapi kami akan terus melanjutkan pengabdian, utamanya di dunia pendidikan,” ungkap Pendiri Al Azhar Yogyakarta World Schools ini.

Diungkapkan Hafidh, pengabdianya dalam bidang pendidikan ini juga dikembangkannya dengan mengusung nilai-nilai keistimewaan DIY di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang dimilikinya. Beragam kerja sama juga dilakukan, salah satunya dengan Northern Illinois University di Amerika Serikat dalam hal berbagi pengetahuan terkait standar pendidikan internasional.

“Kami punya keinginan, sekolah dengan standar pendidikan internasional yang mempersiapkan peserta didiknya untuk bersekolah lanjutan di luar negeri, juga memberikan dasar pendidikan agama Islam. Kami lihat, masih sangat sedikit sekolah internasional yang berbasis kurikulum agama Islam,” imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X berpesan agar setiap kurikulum yang dirumuskan, selalu menyertakan penanaman nilai-nilai atau soft skill pada peserta didik. Menurut Sri Paduka, hal tersebut yang masih saja kurang dalam dunia pendidikan di Indonesia saat ini.

“Anak-anak kita zaman sekarang, tidak perlu diragukan lagi kemampuan hard skill-nya. Tapi sayangnya tidak semua memiliki kemampuan soft skill yang memadai. Nilai-nilai inilah yang perlu diajarkan juga lewat pendidikan, termasuk nilai budaya,” imbuh Sri Paduka.

Sebagai pemimpin Kadipaten Pakualaman yang sejak dulu memberikan perhatian khusus pada dunia pendidikan, Sri Paduka berharap semakin banyak institusi pendidikan maupun yayasan pendidikan di DIY yang memberlakukan kuota khusus bagi masyarakat DIY yang ingin menempuh pendidikan tinggi di DIY.

“DIY memiliki lebih dari 100 perguruan tinggi, tapi tidak sampai 10% masyarakat asli DIY yang bisa melanjutkan pendidikan tinggi di DIY. Karena itu, saya berharap sekolah ataupun perguruan tinggi di DIY bisa memberikan kesempatan lebih banyak bagi masyarakat asli DIY,” ungkap Sri Paduka. (Rt/Sd)

HUMAS DIY

Bagaimana kualitas berita ini: