05 Jul 2024
  Humas DIY Berita,

Pasar Kangen 2024, Daulat Pangan di Tengah Darurat Sampah

Yogyakarta (05/07/2024) jogjaprov.go.id - Pasar Kangen, sebuah acara tahunan yang telah menjadi ikon sejak tahun 2007 kembali hadir di area Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 4 hingga 13 Juli 2024. Memasuki tahun ke-17, Pasar Kangen TBY 2024 mengangkat tema "Natas Nitis Netes” dengan fokus pada ketahanan pangan lokal menuju kedaulatan pangan serta kepedulian terhadap lingkungan khususnya terkait persoalan darurat sampah di Yogyakarta.

Pasar kangen menampilkan berbagai produk warisan budaya, kerajinan tradisional, workshop, serta gelar seni tradisi yang memperkuat nuansa tradisional dan kebudayan DIY. Selain itu, berlangsung pameran fotografi yang memamerkan karya-karya kekayaan budaya dan tradisi DIY. Acara ini diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk terus melestarikan dan memanfaatkan warisan budaya dalam mendukung kesejahteraan dan ketahanan pangan lokal. 

Adapun tema yang diambil Natas atau tatas artinya selesai dengan sempurna, Nitis adalah tepat sasaran, Netes atau tetes yang artinya sebuah keberhasilan. Harapannya segala sesuatu yang dikerjakan dengan baik dan tepat akan membuahkan hasil yang baik. Dalam konteks Pasar Kangen adalah menuju pada kedaulatan pangan yang sempurna yang dihasilkan dari bumi kita dan milik kita.

Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan pasar kangen diadakan pertama kali sebagai program trauma healing setelah Yogyakarta dilanda gempa besar pada 2006 lalu yang tetap berlanjut sampai sekarang. Tematiknya adalah ketahanan pangan lokal secara khusus dan ketahanan pangan nusantara. Inilah yang mampu dipersembahkan sebagai bagian dari obyek -obyek kebudayaan yang mampu dilestarikan bersama sekaligus mampu mensejahterakan masyarakatnya.

Pasar Kangen bukan hanya sekadar pameran budaya, tetapi juga wadah untuk memperkuat hubungan antara warisan budaya dan kesejahteraan masyarakat. Dengan tema ketahanan pangan lokal, acara ini menunjukkan bagaimana warisan budaya dapat mendukung pembangunan kebudayaan yang berkelanjutan dan berdampak positif pada ekonomi masyarakat DIY. 

"Nuansa dan atmosfer pasar kangen makin terasa kuat setiap tahunnya. Yang penting mari kita bersama - sana memajukan karya-karya seni budaya yang diwujudkan dalam Pasar Kangen TBY. Mari kita cintai produk - produk lokal sendiri karena menjadi bagian dari upaya melestarikan budaya tradisi di DIY," tuturnya dalam pembukaan Pasar Kangen 2024 di TBY, Kamis sore (04/07).

Tahun ini pendaftar Pasar Kangen berjumlah total 1200 formulir yang masuk, peserta terkurasi atau yang lolos seleksi adalah 289 tenant yang terdiri dari kuliner 187 tenant, klithikan/ barang lawasan dan jasa 102 tenant dan workshop 8 tenant, serta berbagai seni pertunjukan dari berbagai komunitas seni yang dipentaskan di panggung pertunjukan pasar kangen. 

Ketua Panitia Pasar Kangen Jogja, Ong Hari Wahyu mengungkapkan sampah di wilayah DIY sedang ramai menjadi pembicaraan dan masalah yang serius. Dengan problematika sampah ini, pasar kangen bekerja dengan pihak ketiga dalam pengelolaan - pembuangan sampah dan membuat aturan ketat terhadap siapa pun baik tenant mau pun pengunjung harus taat pada aturan.

"Pasar kangen telah menerapkan aturan untuk tidak memperbolehkan penggunaan tas plastik paling tidak meminimalisir plastik, mengharuskan pembungkus makanan berbahan kertas atau bahan yang ramah lingkungan tahun ini. Harapan kami kepedulian terhadap kesehatan lingkungan dan kepedulian menjaga bumi kita ini terus berlanjut dikedepannya," tandas Ong.

Kepala TBY Purwanti menyatakan Pasar Kangen ini memadukan konsep pasar dan seni budaya serta kuliner tradisional nusantara. Konsep pasar tradisional tempo dulu yang mengedepankan proses interaksi sosial antara penjual dn pembeli untuk saling berkomunikasi dan sapa aruh sehingga tidak hanya memunculkan transaksi ekonomi semata tetapi terjadi interaksi sosial yang menjadi budaya masyarakat.

"Pasar Kangen ini dimaksudkan sebagai revitalisasi budaya dan kuliner, memperkenalkan budaya kuliner berbasis bahan pangan lokal sehingga menjadi bagian dari wujud kedaulatan pangan. Kami juga menyediakan banyak titik-titik tempat sampah plastik dan non plastik sebagai pembelajaran publik atas kesadaran pemilahan sampah," jelasnya.

Purwati berharap pasar kangen yang digelar selama 10 hari ini tak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat. Namun juga menjadi bagian dari kepedulian semua pihak dalam menjaga lingkungan dan merawat bumi secara berkelanjutan. Omzet yang dihasilkan pasar kangen pada 2023 lalu mencapai Rp 3,9 miliar, karenanya semua yang terlibat ikut berperan dalam menjadikan pasar kangen sebagai bagian dari menjaga lingkungan dari sampah. 

Selah satu pengunjung, Julian mengaku tidak pernah absen untuk datang ke pasar kangen untuk bernostalgia dan berburu kuliner jadul dan barang-barang lawasan. Menurutnya, pasar kangen ini selalu dinantikan karena semakin lama semakin banyak tenant yang ikut serta. "Sebagai warga Jogja, siapa yang tidak rindu dan menantikan pasar kangen? Pokoknya wajib datang dan jajan di pasar kangen," ujarnya. (Fn/Sd/Stt/Rcd/Wp/Im/Han/Ip/Yd)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: