17 Agt 2024

Ribuan Masyarakat Padati Malioboro, Saksikan Kemeriahan Pawai Kemerdekaan JFC

Yogyakarta (17/08/2024) jogjaprov.go.id - Ribuan masyarakat baik warga maupun wisatawan tumpah ruah memadati sepanjang ruas jalan Malioboro menyaksikan kemeriahan pawai Kemerdekaan Jogja Fashion Carnival (JFC) 2024, Sabtu siang (17/08). Pawai yang diikuti 23 kelompok carnival atau peserta tersebut mengambil titik start dari Gerbang Barat Kepatihan dan berakhir atau finish di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta.

Selain memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Republik Indonesia, pawai kemerdekaan JFC 2024 diharapkan dapat mendorong peningkatan potensi keunikan fashion di DIY agar semakin dikenal tidak hanya di level DIY tetapi nasional maupun internasional. Dan tentu dapat memberikan multiplier effect kepada sektor pariwisata lainnya seperti kuliner, UMKM dan lainnya,

Pawai kemerdekaan yang diinisiasi Pemda DIY melalui Dinas Pariwisata DIY bersama Paguyuban Karnaval Jogja Istimewa ini diikuti 15 kelompok hasil seleksi yang berasal dari DIY dan sekitarnya. Peserta pawai antara lain Kapita IQ, Bahuwarna Karnaval, Nawasena Carnival Syndicate, Rossynesia Carnival, Elok Carnival Brebes, Salatiga Kostum Kernaval, Rawikara Fashion Carnival, Nirwasita Karnaval, Seven A+, Plumeria, MMCT (Mister Miss Culture Tourism), Mbrang Wirang, For DK, SSRNB Familia Gunungkidul dam Ragam Rupa.

Turut menyemarakkan pawai yaitu Tim Paskibraka DIY dan dua kelompok marching band dari UPN dan UAJY, Tim Gembira Loka Zoo, Warriors Inline Club Yogyakarta, Komunitas Sajiwa dan dua tim bintang tamu dari Traya Art Solo dan Banyuwangi Etno Carnival. Peserta unjuk kreatifitas dan kebolehan di hadapan para tamu VIP Gedung Agung yang menjadi bagian dari kegiatan display pada saat upacara penurunan bendera.

Asekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY, Tri Saktiyana mewakili Gubernur DIY mengatakan JFC 2024 sebagai bagian dari peringatan hari jadi RI kali ini mengangkat tema 'Alapana Swayambrabha'. Tema tersebut merupakan ajakan bagi semua untuk menghormati cahaya kekuatan diri suatu bangsa, sekaligus mendorong bangga sebagai bangsa Indonesia. JFC ini bukan hanya sekedar peragaan busana, tetapi juga merupakan perwujudan kreativitas dan dedikasi para insan seni dan budaya DIY.

" Kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara dan dengan penuh semangat berkontribusi untuk menciptakan pesta budaya yang luar biasa ini. Kemeriahan JFC sejalan dengan semangat kemerdekaan yang kita rayakan setiap tahunnya. Semangat untuk terus berkarya, berinovasi dan mengangkat budaya serta kearifan lokal merupakan wujud konkret dari rasa syukur kita terhadap anugerah kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan kita," tuturnya membuka Pawai Kemerdekaan JFC 2024 di Gerbang Barat Kepatihan.

Melalui JFC ini, Tri Saktiyana menekankan semangat kebersamaan dan semangat untuk terus melestarikan dan mempromosikan budaya lokal dapat terus tumbuh dan menginspirasi semua.
Pemda DIY berharap JFC akan terus berkembang dan menjadi agenda tahunan yang dinantikan, mampu menggaet lebih banyak wisatawan serta menjadi wadah bagi para perancang busana dan seniman untuk terus berkreasi dan berinovasi.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata DIY, Agus Priono menyampaikan tema “Alapana Swayamprabha” dalam JFC 2024, yang bermakna penghormatan atas cahaya kekuatan diri suatu bangsa. Hal ini terkait erat dengan kebanggaan seluruh warga Negara Indonesia dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Keunikan dan daya tarik karnaval diharapkan dapat menarik perhatian wisatawan yang ingin merasakan pengalaman budaya lokal.

" Dengan diselenggarakannya pawai ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke DIY. Selain itu, sebagai media promosi yang efektif untuk memperkenalkan destinasi wisata DIY kepada wisatawan yang lebih luas.," papar Agus.

Agus menambahkan peserta pawai menampilkan kreatifitas kostum carnival yang dibagi menjadi tiga sub tema, yaitu Ngalaga pada masa perjuangan meraih kemerdekaan dari penjajahan. Inspirasinya berupa bambu runcing, motif doreng, kamuflase daun dedaunan, percikan api (bukan api sesungguhnya), senjata api, dan hal-hal yang berkaitan dengan penjajahan.

" Sub tema berikutnya Sasmita berupa simbol dalam perjalanan bangsa Indonesia. Inspirasinya berupa Garuda, Simbol sila Pancasila, monumen perjuangan, bendera, simbol-simbol budaya yang ada di DIY dan simbol lain sesuai interpretasi peserta. Kemudian
Gurita yang artinya kemeriahan bersuka cita merayakan kemerdekaan. Inspirasinya berupa bentuk lomba yang biasanya ada pada perayaan kemerdekaan, tumpengan, tirakatan, tari-tarian, dan budaya dalam memeriahkan kemerdekaan di DIY," imbuhnya.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DIY tersebut mengungkapkan peserta pawai juga menggunakan kostum dengan bahan utama lurik khas DIY dengan adanya penambahan unsur yang berkaitan dengan Hari Kemerdekaan RI.
Pawai ini terbuka untuk masyarakat umum di sepanjang jalan Malioboro. Proses pelaksanaan kegiatan bisa diikuti melalui akun media sosial Instagram @visitingjogja dan @karnavaljogja.

Septi, warga Maguwo Sleman mengaku sangat antusias dan tidaknya sabar menyaksikan pawai kemerdekaan ini. Bahkan dirinya beserta keluarga rela datang lebih awal dan sabar menunggu selama dua jam di Malioboro. Pawai ini sangat menarik apalagi menampilkan kreativitas kostum dan atraksi seni budaya.

" Saya senang sekali bisa menyaksikan pawai kemerdekaan ini secara langsung. Meriah, unik dan tontonan yang menarik karena sepanjang Malioboro jadi panggungnya. Apalagi ini untuk memeriahkan kemerdekaan Indonesia, jadi sayang sekali kalau dilewatkan," ucap Doni, warga Banguntapan Bantul. (Fn/Stt/Sd/Rd)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: