15 Sep 2024
  Humas DIY Berita,

Sri Sultan Sebar Udhik-Udhik, Awali Kondur Gangsa

Yogyakarta (15/09/2024) jogjaprov.go.id – Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebar udhik-udhik di Pagongan Kidul, Pagongan Lor, dan di dalam Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta pada Minggu (15/09) malam, sekitar pukul 20.00 WIB. Penyebaran udhik-udhik ini mengawali prosesi Kondur Gangsa atau kembalinya dua perangkat Gamelan Sekati, yakni Kanjeng Kiai Gunturmadu dan Kanjeng Kiai Nagawilaga.

Prosesi upacara Kondur Gangsa ini turut menjadi bagian rangkaian gelaran Hajad Dalem Sekaten yang digelar Keraton Yogyakarta dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Rangkaian Hajad Dalem Sekaten ini telah dimulai sejak Senin (09/09) malam dengan pelaksanaan prosesi Miyos Gangsa atau keluarnya 2 perangkat Gamelan Sekati tersebut dari Keraton Yogyakarta ke Masjid Gedhe.

Kedua perangkat gamelan tersebut ditabuh sejak Senin (09/09) hingga Minggu (15/09) atau 12 Mulud Je 1958. Selama rentang waktu tersebut itulah yang disebut Sekaten. Selama Sekaten, Masjid Gedhe juga menggelar kajian sekaten yang diikuti oleh masyarakat luas. Gamelan Sekati ini pun dibunyikan secara bergantian oleh Abdi Dalem Wiyaga Kawedanan Kridhamardawa sebanyak tiga kali sehari, pada pukul 08.00-10.00, 14.00-17.00, dan 20.00-23.00 WIB.

Tampak hadir dalam prosesi awal upacara Kondur Gangsa kali ini, Putra Dalem Putri yakni GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, GKR Bendara, serta Mantu Dalem, KPH Wironegoro, KPH Purbodiningrat, dan KPH Notonegoro. Hadir pula Paman Dalem Pura Pakualaman G.P.H. Indrokusumo, Sedherek Dalem Pura Pakualaman K.R.M.T. Kusumo Aminoto, Pj. Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto, dan Pj. Bupati Kulon Progo Srie Nurkyatsiwi.

Didampingi para putra dalem putri dan mantu dalem, Sri Sultan terlebih dahulu menyebar udhik-udhik di Pagongan Kidul dan Pagongan Lor, kemudian menuju Kagungan Dalem Masjid Gedhe dan menyebar udhik-udhik untuk Abdi Dalem Suranatan. Pada prosesi ini, udhik-udhik yang disebarkan yaitu berupa beras, biji-bijian, bunga, dan uang logam yang dimaksudkan sebagai simbol sedekah, doa keselamatan, dan kesejahteraan dari raja kepada rakyatnya. Ratusan masyarakat yang masih menjungjung tinggi nilai udhik-udhik ini pun dengan penuh antusias memperebutkan sebaran udhik-udhik walaupun harus berdesakan.

Usai menyebarkan udhik-udhik, Sri Sultan didampingi para putra dalem putri dan para mantunya menuju ke dalam Masjid Gedhe Keraton Yogyakarta. Di dalam Masjid Gedhe, Sri Sultan duduk di tengah Saka Guru serambi Masjid Gedhe, mendengarkan pembacaan riwayat kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan sebelum pelaksanaan prosesi Kondur Gangsa. Para putri Raja Keraton Yogyakarta dan para Mantu Dalem beserta para Abdi Dalem pun turut membersamai Sri Sultan, duduk rapi di sekeliling.

Ketika pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW sampai pada bagian asrokal (peristiwa kelahiran Nabi), Sri Sultan beserta para pendamping menerima persembahan Sumping Melati. Hal tersebut bermakna bahwa Sultan sebagai raja senantiasa mendengar aspirasi atau pendapat rakyatnya dan akan melaksanakan harapan rakyatnya tersebut.

Setelah mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW, Sri Sultan beserta para putra dalem putri dan mantu dalem terlebih dahulu meninggalkan Masjid Gedhe sebelum Kondur Gangsa dilaksanakan. Gamelan Sekati pun masih ditabuh secara bergantian. Selanjutnya, tepat tengah malam, kedua gamelan pusaka milik keraton ini diusung menuju keraton dengan pengawalan para bregada. Sesampainya di keraton, Gamelan Sekati kemudian dikembalikan ke tempat semula yakni di Bangsal Trajumas.

Dengan pelaksanaan prosesi upacara Kondur Gangsa ini, maka Hajad Dalem Sekaten telah selesai dan dilanjutkan dengan Hajad Dalem Garebeg Mulud pada Senin (16/09). Tujuh gunungan yang dipersembahkan dalam Garebeg Mulud ini akan dibagikan ke beberapa lokasi, yaitu Masjid Gedhe, Kompleks Kepatihan, Kadipaten Pura Pakualaman, dan Ndalem Mangkubumen.

Selain itu, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Yogyakarta turut menggelar Bedhol Songsong Pementasan Wayang Kulit pada Senin (16/09) malam, pukul 19.30 WIB. Pementasan wayang kulit tersebut akan mempersembahkan lakon Lampahan Darmadewa-Darmadewi dengan dalang MB Cermo Suwondo di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta dan terbuka untuk umum. (Han/Dk/Mra/Jon/Fn/Yci/Ed/Ip/Wa/Cbs)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: